Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Izin Kapal di atas 30 GT Dipermudah, KKP Diapresiasi Kadin

Izin Kapal di atas 30 GT Dipermudah, KKP Diapresiasi Kadin Kredit Foto: Antara/Rahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meski diwarnai pandemi Covid-19, capaian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di semester satu 2020 diapresiasi positif oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Beberapa indikator menjadi catatan penting dari dunia usaha untuk kinerja pemerintah di sektor kelautan dan perikanan.

Salah satunya dengan mempermudah permohonan izin kapal perikanan di atas 30 GT, sehingga tidak ada hambatan bagi nelayan untuk melaut. Ke depan, sektor perikanan dan kelautan juga membutuhkan pemulihan jaringan logistik untuk penyerapan hasil produksi yang lebih cepat dan menekan biaya logistik yang masih relatif tinggi.

"Banyak dari rekan pelaku usaha juga nelayan sangat terbantu dengan ini," ungkap Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto, Selasa (30/6/2020).

Baca Juga: Kinerja Positif, LPKR Akan Luncurkan Perumahan Baru

Selain itu, lanjut Yugi, sinergi program pemerintah dan dunia usaha selama ini berjalan baik. Pemerintah cukup terbuka dengan usulan-usulan dari pelaku usaha, bahkan mau mendengar suara nelayan dan mau mengoordinasi berbagai kepentingan di sektor ini.

Dalam perikanan budi daya, pemerintah cukup jeli membangun kerja sama dengan pihak swasta untuk melakukan observasi dan eksploitasi budi daya yang potensinya demikian besar sehingga menjadi salah satu program prioritas. Selain perikanan tangkap, menurut Yugi, perikanan budi daya begitu menjanjikan untuk menopang kinerja ekspor.

"Udang, tuna, tongkol, cakalang, cumi sotong, gurita, rajungan, kepiting, dan rumput laut adalah komoditas yang ideal," Yugi Prayanto.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) triwulan I-2020, ekspor dari budi daya perikanan komoditas tersebut menjanjikan. Udang mendominasi ekspor dengan nilai mencapai US$466,24 juta (37,56%). Tuna-tongkol-cakalang (TTC) dengan nilai US$176,63 juta (14,23%). Kemudian cumi-sotong-gurita dengan nilai US$131,94 juta (10,63%). Disusul rajungan-kepiting dengan nilai US$105,32 juta (8,48%) dan rumput laut dengan nilai US$53,75 juta (4,33%).

"Budi daya bagus untuk penciptaan lapangan kerja, meningkatkan taraf hidup petambak, dan menjaga kelestarian," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: