Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngeriii... Donald Trump Ngamuk: Saya Semakin Marah pada China!

Ngeriii... Donald Trump Ngamuk: Saya Semakin Marah pada China! Kredit Foto: Reuters/Tom Brenner
Warta Ekonomi, Jakarta -

Amarah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali pecah terhadap China. Kali ini, kemarahan Trump dipicu oleh penyebaran virus corona yang menurutnya para pejabat kesehatan AS situasinya menjadi tidak terkendali.

Dilansir dari South China Morning Post, Trump menegaskan bahwa virus Covid-19 telah menimbulkan kerusakan besar bagi dunia. Yang paling mengkhawatirkan, kemarahan Trump ini sangat mungkin menjadi api baru dalam perang dagang yang hingga sekarang belum rampung.

Baca Juga: Ya Lord! Rupiah Tambah Keok, Tembus ke Atas Rp14.300 Per Dolar AS

"Ketika saya menyaksikan pandemi menyebar wajahnya yang buruk di seluruh dunia, termasuk kerusakan luar biasa yang telah terjadi pada AS, saya menjadi semakin marah pada China," tulis Trump dalam akun Twitter pribadinya, Jakarta, Rabu (1/07/2020).

Seorang pakar penyakit menular, Anthony Fauci, menilai bahwa di tengah lonjakan kasus Covid-19 di As, segala sesuatunya berjalan ke arah yang salah dan di luar kendali. 

Baca Juga: Pilih Kasih! Sambut Hangat China Tapi Tutup Pintu Buat AS, Uni Eropa Sungguh Pancing Amarah Trump!

"Segala sesuatu berjalan ke arah yang salah. Jelas kita tidak berada dalam kendali penuh saat ini," sebut Anthony.

Bukan hanya itu, ia juga memperingatkan bahwa kasus positif dapat meningkat hingga lebih dari dua kali lipat menjadi 100.000 kasus per hari. Hal itu akan terjadi apabila pihak berwenang dan masyarakat gagal mengambil langkah-langkah untuk menekan penyebaran Covid-19.

Asal tahu saja, pandemi yang menyebar sejak awal tahun ini sempat menjadi ajang saling tuduh antara AS dan China. China menuding, Trump telah mempolitisasi pandemi ini untuk membelokkan dari penanganan penyakitnya sendiri dengan status AS sebagai negara dengan kasus kematian tertinggi. Di sisi lain, AS menilai China sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dan menuntut negara pimpinan Xi Jinping itu untuk bersikap lebih transparan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: