Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kinerja Manufaktur Singapura Masuk Jurang, Vietnam Mengudara

Kinerja Manufaktur Singapura Masuk Jurang, Vietnam Mengudara Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi operasional di seluruh sektor manufaktur Asean terus memburuk pada Juni. Hal ini tercermin dalam laporan IHS Markit yang menyebutkan purchasing managers' index (PMI) atau indeks manajer pembelian pada Juni 2020 sebesar 43,7 atau naik 8,2 poin dari 35,3 pada Mei 2020.

Meski terjadi kenaikan angka, namun masih bertahan di wilayah kontraksi bahkan mengisyaratkan deteriorasi (kemunduran). Seperti diketahui PMI di atas 50 menunjukkan manufaktur tengah ekspansif, sedangkan di bawah 50 menunjukkan manufaktur mengalami resesi.

Di tingkat negara, dua dari tujuh negara Asean mengalami peningkatan dalam kondisi operasional selama Juni. Vietnam mencatat kenaikan terkuat, meskipun angka PMI-nya 51,1 yang menunjukkan sedikit perbaikan dalam kondisi manufaktur.

Baca Juga: Sadisnya Covid-19, Manufaktur Asean Terus Memburuk

Demikian pula, perusahaan manufaktur Malaysia melaporkan peningkatan pertama dalam kesehatan sektor ini sejak September 2018. Di posisi 51 pada Juni, indeks juga hanya menunjukkan kenaikan marginal. Di tempat lain, Filipina mencatat penurunan bulanan keempat berturut-turut dalam kondisi manufaktur selama Juni. Namun, angka 49,7 merupakan indikasi bahwa kontraksi hanya berkisar kecil.

Kondisi Myanmar juga terlihat melemah, dengan angka PMI 48,7 di bawah angka netral 50 selama lima bulan berjalan. Namun demikian, penurunan tersebut merupakan yang paling lambat sejak Februari dan hanya pada kisaran sedang.

Pada saat yang sama, penurunan di sektor manufaktur Thailand terus berlanjut, dengan angka PMI 43,5 menandakan penurunan yang nyata meskipun naik dari Mei. Demikian pula, Indonesia mencatat kontraksi lebih lanjut, meskipun tingkat penurunan berkurang banyak dari periode survei sebelumnya, dengan indeks PMI naik menjadi 39,1.

Kondisi di Singapura juga memburuk, dengan penurunan yang paling mencolok dari masing-masing negara peserta survei. Dengan angka PMI 38,8 mengisyaratkan kontraksi tajam, meskipun naik 12,4 poin dari Mei.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: