Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Ngamuk-ngamuk Tahu Kapal Induk AS Keliaran di Pasifik

China Ngamuk-ngamuk Tahu Kapal Induk AS Keliaran di Pasifik Kredit Foto: Wikimedia Commons
Warta Ekonomi, Beijing -

Perang urat syaraf antara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces), masih terus berlangsung. Setelah AS menyatakan tak takut dengan ancaman rudal-rudal penghancur kapal selam China, seorang perwira tinggi militer AS akhirnya angkat bicara.

Seperti yang diketahui, Amerika mengerahkan tiga kapal induknya, USS Nimitz, USS Ronald Reagan, dan USS Theodore Roosevelt. AS menegaskan tak takut dengan rudal balistik anti-kapal induk milik China, Dongfeng DF-21D dan Dongfeng DF-26.

Baca Juga: Belum Juga Perangi China, Tentara AS Mendadak Mati Misterius

Pengerahan aramda tempur laut militer Amerika, membuat China naik pitam. Amerika dianggap China sebagai pelaku tindakan provokatif di wilayah perairan internasional itu.

Dalam berita sebelumnya, Tentara Pembebasan Rakyat China dilaporkan baru saja menyelesaikan latihan tempurnya di Laut China Selatan mulai 1-5 Juli. Mendengar kabar bahwa Amerika sudah mengirim dua kapal induknya, China langsung memberikan respons keras.

Kecaman China terhadap militer Amerika tak lepas dari kedatangan dua kapal induk di Laut China Selatan. Kehadiran USS Nimitz dan USS Ronald Reagan dianggap China sebagai tindakan yang berlawanan dengan hukum dan aturan internasional.

"Tindakan provokatif yang ditunjukkan Amerika Serikat dengan sungguh-sungguh telah melanggar hukum dan aturan internasional yang sangat nyata dan kepentingan keamanan China," ujar juru bicara Komando Militer Teater Selatan, Kolonel Li Huamin dikutip dari Fox News.

Tak hanya itu, China menganggap pengerahan kapal induk Amerika telah membahayakan dan kelangsungan perdamaian dan keamanan Indo-Pasifik, khususnya di Laut China Selatan. 

"Mereka melakukannya dengan sengaja dan dapat meningkatkan risiko keamanan di wilayah ini. Mereka juga dengan mudah bisa memicu insiden yang tak terduga," kata Huimin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: