Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Park Yeon-mi, Pembelot Cantik Korut Curhat Perjalanan Hidupnya

Park Yeon-mi, Pembelot Cantik Korut Curhat Perjalanan Hidupnya Kredit Foto: AP Photo/Vincent Yu
Warta Ekonomi, Seoul -

Para pembelot Korea Utara (Korut) di Korea Selatan telah memberikan wawasan yang tak ternilai ke dalam kehidupan di negara yang dipimpin Kim Jong-un yang terkenal kejam. Namun, sekarang hak mereka untuk kebebasan sedang diserang.

Polisi Korea Selatan, di bawah perintah Presiden Moon Jae-in, menangkap dua lelaki bersaudara yang diyakini bertanggung jawab atas pengiriman selebaran anti-Kim Jong-un di utara perbatasan.

Baca Juga: Bahas Korut, Perwakilan AS Sampai Singgahi Korsel

Penemuan selebaran-selebaran itu memicu kemarahan dari Pyongyang, yang mencap orang-orang di belakang mereka sebagai "sampah manusia" dalam sebuah langkah yang mengarah ke demonstrasi militer.

Di bawah perintah adik Kim Jong-un; Kim Yo-jong, pasukan Korut menghancurkan sebuah gedung saluran komunikasi antar-Korea dan mengabaikan semua korespondensi dengan Korea Selatan.

Ketika ketegangan mulai mereda, penangkapan baru-baru ini telah menimbulkan pertanyaan apakah para pembelot Korut aman di Korea Selatan dan apakah mereka akan dapat menyuarakan keprihatinan dan pertanggungjawaban rezim Kim Jong-un.

Mereka yang telah berbicara tentang negara komunis tersebut telah mengekspos tindakan ekstrem yang telah dilakukan rezim penguasa Korea Utara dalam upaya untuk mengintimidasi dan membungkam mereka.

Mereka termasuk Park Yeon-mi, pembelot berparas cantik yang mengaku tidak takut jika dia dibunuh oleh agen dari negara asalnya setelah seorang detektif memperingatkan bahwa dia dalam bahaya dan harus menarik kembali pernyataannya atau bersembunyi.

Park melarikan diri dari Korea Utara ketika dia berusia 16 tahun dan menghabiskan dua tahun bersembunyi sebelum dia bisa mencapai Korea Selatan.

Menurut laporan Dateline 2016, dia menjadi bintang televisi dan jurnalis dan menggunakan platform-nya untuk mengecam rezim Kim Jong-un. Dia juga dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia (HAM).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: