Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bicara dengan Pemboikot Iklan, Zuckerberg & FB Dinilai Tak Serius

Bicara dengan Pemboikot Iklan, Zuckerberg & FB Dinilai Tak Serius Kredit Foto: Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Bogor -

Penyelenggara gerakan boikot iklan Facebook meragukan komitmen Facebook untuk mengubah kebijakan penanganan ujaran kebencian di platform-nya. Komentar itu mengudara setelah mereka bertemu langsung dengan Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg pada pekan ini.

Lebih dari 900 pengiklan telah menandatangani kampanye 'Stop Hate for Profit' dari para kelompok hak sipil demi membuat Facebook mengambil langkah konkret dalam memblokir ujaran kebencian dan disinformasi di platform-nya.

Kelompok Anti-Defamation League (ADL), Free PressColor of Change, dan NAACP melakukan konferensi video degan Zuckerberg dan COO Sheryl Sandberg. "Kami memiliki 10 tuntutan dan menjelaskannya, tapi kami tidak mendapat komitmen, kerangka waktu, atau hasil yang jelas," ujar Kepala Eksekutif ADL, Jonathan Greenblatt, dikutip dari Reuters, Rabu (8/7/2020).

Baca Juga: Ngalir Terus, Cuan Youtube Ruben Onsu Sampai 9 Digit per Bulan

Baca Juga: Cek Harga Oppo A5, A9, A92, dll per Juli 2020, Rp1 Jutaan Pun Ada

Kampanye itu meminta pengiklan menghentikan iklan secara temporal pada bulan Juli. 10 tuntutan dalam kampanye itu termasuk memungkinkan korban pelecehan berat untuk berbicara dengan karyawan Facebook dan mengembalikan uang kepada merek yang iklannya muncul di samping konten ofensif.

Dalam pernyataan resmi, Facebook berujar, "kami tahu akan dihakimi berdasarkan tindakan, bukan kata-kata kami dan berterima kasih kepada kelompok-kelompok sipil ini."

Menurut Color of Change, satu-satunya rekomendasi dari Zuckerberg dan Sandberg adalah menetapkan posisi hak-hak sipil dalam perusahaan. Namun, mereka tak berkomitmen untuk menjadikan itu sebagai urusan eksekutif senior.

"Facebook menolak menawarkan dukungan langsung untuk korban pelecehan dan tidak memberi rincian tentang audit ujaran kebencian independen yang telah dibahas dengan pengiklan," tambah organisasi itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: