Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa, mengatakan kecemasan publik terhadap kondisi ekonomi berada di zona merah. Menurut dia, sebesar 74,8 persen menyatakan bahwa kondisi ekonomi mereka saat pandemi Covid-19 lebih buruk dan jauh lebih buruk dibandingkan sebelum pandemi.
"Hanya 22,4 persen yang menyatakan bahwa kondisi ekonomi mereka tidak berubah dibandingkan masa sebelum Covid-19 dan hanya di bawah 5 persen yaitu 2,2 persen yang menyatakan kondisi ekonomi mereka lebih baik," kata Ardian, belum lama ini.
Baca Juga: Erick Thohir Diberi Karpet Merah untuk...
Pada segmen ekonomi, Ardian mengatakan semakin rendah tingkat ekonominya maka semakin tinggi persepsi bahwa kondisi ekonomi mereka memburuk. Pada segmen ekonomi bawah (wong cilik), mereka yang menyatakan ekonomi memburuk sebanyak 81,3 persen.
"Sementara mereka yang merasa ekonomi mereka tak berubah sebesar 15,8 persen. Pada segmen ekonomi atas, mereka yang berpendapatan di atas Rp4,5 juta/sebulan itu sebanyak 59,9 persen menyatakan kondisi ekonomi mereka memburuk. Namun, terdapat 37,3 persen responden menyatakan kondisi ekonomi mereka tidak berubah," kata dia.
Oleh karena itu, Ardian mengatakan hal ini harus direspons dengan kebijakan publik yang tepat. Dengan mayoritas ekonomi memburuk maka mampu menghasilkan implikasi politik yang serius. Sebaiknya, pemerintah hindari membuat kebijakan yang makin memperburuk kondisi ekonomi warga.
"Kondisi masyarakat saat ini ibarat rumput kering yang mudah terbakar. Persepsi publik berpotensi mengubah krisis kesehatan menjadi krisis sosial dan politik. Pemerintah dibantu sektor swasta sebaiknya fokus untuk mengerahkan segala upaya menghidupkan kembali sentra-sentra ekonomi," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: