Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gandeng Duta Petani Milenial, Yess Percepat Regenerasi Petani

Gandeng Duta Petani Milenial, Yess Percepat Regenerasi Petani Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Target pemerintah untuk menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia bisa jadi khayalan semata bila sektor pertanian tidak lagi dilirik sebagai sektor yang menjanjikan bagi generasi milienial. Satu-satunya cara untuk mewujudkan target tersebut adalah mengajak generasi milenial untuk aktif terjun dalam sektor pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), petani di Indonesia 65 persennya berusia di atas 45 tahun. Baru sekira 15,2 persen petani yang memanfaatkan kemajuan teknologi dan menggunakan internet.

Baca Juga: BPPSDMP Gelar Forum Online Bahas Kesehatan bagi Petani Milenial

Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya untuk mendorong regenerasi petani salah satunya melalui program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS). Ia pun menegaskan, sudah saatnya tongkat estafet pembangunan pertanian dilanjutkan oleh generasi milenial yang memiliki semangat tinggi serta tanggap akan kemajuan teknologi.

Untuk mempromosikan sektor pertanian kepada para pemuda atau generasi milienial di 4 provinsi sasaran program YESS (Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan), dilibatkanlah para generasi milienial yang telah sukses di bidang bertanjan dan dinobatkan sebagai duta petani milenial (DPM) seperti Sandi Okta Susila, Jatu, Agus Ali, M. fadil, serta sederet nama lainnya.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) Idha Widi Arsanti pada pertemuan koordinasi YESS di Bogor (8/7/2020) mengatakan, melalui program YESS, Kementan akan mencari bibit baru, para pemuda pemudi di pedesaan, untuk terjun mengelola pertanian baik di hulu maupun hilir. Tak hanya mengenalkan dunia pertanian, tetapi YESS program akan memberikan pelatihan agar mereka nantinya dapat mengelola sektor pertanian dengan profesional. Untuk itu, dilibatkanlah para Duta Petani Milenial (DPM).

"DPM diharapkan dapat memberikan efek positif hingga nantinya akan menularkan semangat dan kesuksesan mereka dalam mengelola sektor pertanian kepada para pemuda-pemudi di pedesaan. Pada akhirnya, akan lahir petani-petani milenial baru yang akan terus mengisi pembangunan pertanian," jelas Santi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (9/7/2020).

Pernyataan Kapusdiktan senada dengan pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yanh meyakini usaha dan kredibilitas duta milenial di bidang pertanian mampu menggandeng generasi muda untuk mengembangkan dunia pertanian.

"Saya makin percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia, dunia dalam genggaman kalian," ungkap SYL pada acara pengukuhan DPM beberapa waktu yang lalu.

Pada pertemuan koordinasi YESS di Bogor (8/7/2020), Sandi Okta Susila selaku Ketua Forum DPM dan DPA Kementan mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menjadikan semua berubah secara signifikan di masyarakat, baik itu dari pola hidup maupun gaya hidup. Salah satu jenis perubahan yang terjadi adalah masyarakat harus beraktivitas dari rumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Tentu saja hal ini berdampak ke berbagai sektor yang ada di Indonesia tak terkecualiĀ  sektor pertanian.

"Kami mencoba untuk memasarkan produk pertanian melalui jaringan pemasaran online atau yang lebih dikenal dengan e-commerce. Dengan begitu, para petani tetap bisa memasarkan hasil produk pertaniannya dan masyarakat pun tetap bisa menjaga imunitas tubuhnya dengan mengonsumsi produk pangan lokal," jelas Sandi.

Ia pun menyatakan kesanggupan dan dukungannya terhadap program YESS. "Saya dan rekan-rekan DPM dan DPA lainnya siap untuk membantu program-program Kementan khususnya regenerasi petani. Kami yakin, masih banyak generasi milenial potensial lainnya yang mampu untuk bersama-sama mengisi dan menyukseskan pembangunan pertanian. Pada akhirnya, Indonesia sebagai lumbung pangan dunia akan menjadi kenyataan, bukan hanya khayalan semata," ungkap Sandi optimis.

(LL/VTR-Pusdiktan)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: