Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika Terungkapnya Klaster Secapa dari Siswa Penderita Bisul

Ketika Terungkapnya Klaster Secapa dari Siswa Penderita Bisul Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Bandung -

Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa) kini menjadi pusat perhatian menyusul terungkapnya 1.280 perwira siswa (pasis) dinyatakan positif Covid-19. Sekolah yang mencetak prajurit bintara menjadi perwira ini berlokasi di Jalan Hegarmanah, Kota Bandung. Kini kawasan tersebut mulai diseterilkan dari aktivitas mobilitas baik yang masuk maupun keluar.

Bagaimana awal mulanya kasus corona tersebut terungkap? KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa yang secara khusus mendatangi Secapa mengungkapkan kepada awak media di Makodam III Siliwangi.

Baca Juga: Kasus Secapa AD, KSAD Komen: Kita Optimis dan Yakinkan Diri

Menurut jenderal bintang empat ini, kasus terkuak sejak dua pekan lalu. Saat itu ia menerima laporan dari Komandan Secapa TNI AD Mayjen TNI Ignatius Yugo Triono. "Ini berawal dari ketidaksengajaan sebenarnya,’’ kata jenderal bertubuh kekar ini.

Awalnya, ada dua pasis Secapa yang dirujuk oleh dokter klinik lembaga pendidikan tersebut ke RS Dustira (RS milik TNI AD) yang berlokasi di Kota Cimahi. Satu pasis mengeluhkan sakit bisul disertai demam karena adanya infeksi dan satu lagi bermasalah dengan tulang belakang.

Sesuai dengan prosedur keduanya kemudian menjalani swab dan dinyatakan positif Covid-19. "Keduanya dinyatakan positif setelah menjalani swab," kata dia.

Fakta tersebut kemudian dilaporkan Sabtu pekan lalu. Ia kemudian menginstruksikan jajarannya untuk mengirim alat rapid test ke Secapa sebanyak 1.250 unit sesuai jumlah siswa.

"Tapi pertimbangan ada para pelatih yang hari-hari berinteraksi dengan mereka, maka akhirnya kami kirim 1.400 unit," ujar Andika.

Dari hasil rapid test tersebut ternyata ada 187 yang reaktif. Dari situlah kemudian Andika ingin lebih yakin sehingga kemudian dilakukan tes swab. Maka dikirimlah alat VTM dari Jakarta ke Kakesdam III Siliwangi.

"VTM itu adalah alat untuk swab. Saya kirim kemudian dilakukan swab. Dilakukan tes di laboratorium PCR dari situlah akhirnya ditemukan," tutur dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: