Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPDPKS Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

BPDPKS Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebagai salah satu tokoh utama dalam ekosistem sawit nasional terus berupaya mendekatkan industri sawit dengan masyarakat, terutama pada kalangan milenial. Lembaga yang dinaungi Kementerian Keuangan tersebut menjalakan visi misi menjadi pengelola dana yang terpercaya dalam pengembangan sawit berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan misi mengemban kebijakan pemerintah melalui proses penghimpunan, pengelolaan, serta penyaluran dana yang tepat guna dan terpadu.

Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana, Kabul Wijayanto, menjelaskan, sawit merupakan komoditas strategis bagi bangsa Indonesia yang memberikan dampak sosial, ekonomi, dan ekologi. Industri sawit juga menyerap sejumlah tenaga kerja dalam negeri.

Baca Juga: Gapki: BPDP KS Sangat Mendukung Kampanye Positif Sawit

"Industri sawit sendiri datanya 4.2 juta pekerja tenaga langsung dan 12 Juta tenaga tidak langsung. Petani sawit untuk industri secara serapan tenaga kerjanya kurang lebih 16.2 juta. Kemudian dari sektor pertaniannya, itu 2.4 juta petani swadaya," ujar Kabul dalam diskusi virtual, Senin (13/7/2020).

Kabul menilai, industri sawit dapat mengurangi ketidaksetaraan dalam ekonomi bermasyarakat; ketika ada kebun sawit, sentra ekonomi tercipta. Industri sawit juga turut mengentaskan kemiskinan; berdirinya perusahaan sawit mengurangi kemiskinan karena penyerapan tenaga kerja. Tidak hanya itu, Kabul mengatakan, adanya inklusivitas karena satu saja dampak ekonomi bisa memberi pengaruh pada yang lain; tidak hanya pada satu keluarga melainkan pada masyarakat.

Selain itu, terkait dengan ketahanan energi, penggunaan energi yang bersih dari sawit, bahan bakar nabati yang dihasilkan, dapat mengurangi dampak dari karbon dioksida. Dengan begitu, climate change dengan lahan sawit yang makin luas memberikan dampak yang luar biasa.

"Dari data yang ada pertambahan kebun atau lahan sawit rakyat ini luar biasa. Komposisinya kurang lebih di akhir 2018 52% perkebunan swasta, kemudian perkebunan rakyat kurang lebih 42%, dan sisanya perkebunan negara," ujar Kabul.

Terpadu artinya menjalankan kebijakan pemerintah melibatkan seluruh stakeholder, kementerian, LSM, dsb. melalui program sesuai regulasi dalam UU 39 perkebunan. Ada pula Keppres 61 tahun 2018, di situ ada kurang lebih 8 program yang dijalankan dan 4 di antaranya untuk industri sawit di hulu. Terdapat pula untuk peremajaan sawit rakyat, replanting, pengembangan SDM, sarana dan prasarana, juga penelitian dan pengembangan. Untuk di hilir, ada pemenuhan untuk kebutuhan pangan dan juga program untuk pemanfaatan bahan bakar nabati.

Kabul menambahkan, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, BPDPKS menjawab dengan programnya baik di sektor hulu ataupun hilir, yaitu peremajaan sawit rakyat, replanting, pengembangan SDM, sarana dan prasarana, serta penelitian dan pengembangan. Sementara, sektor industri sawit di hilir ada pemenuhan untuk kebutuhan pangan dan program untuk pemanfaatan bahan bakar nabati.

"Kami lihat pertama dengan peremajaan sawit rakyat, kemudian kita juga melakukan riset dan penelitian, sarana dan prasarana, kemudian pelatihan pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan, pelatihan, penyuluhan, pendampingan, dan fasilitasi," tambah Kabul.

Kabul berharap terutama pada milenial semua program yang dijalankan dan dirangkum menjadi satu seperti promosi dalam negeri maupun luar negeri, melakukan edukasi dan informasi terkait dengan sawit, serta ikut memopulerkan secara langsung agar lebih paham tentang BPDPKS maupun kelapa sawit.

"Inilah promosi yang kami harapkan program yangg kami jalankan dan dirangkum tadi bisa disinergikan oleh anak-anak muda di sini semua dan ikut memopulerkan serta mengedukasi secara langsung pada pihak mana pun," ujar Kabul.

Baca Juga: Meningkat 21 Persen, Bandara Ngurah Rai Layani 3,5 Juta Penumpang Hingga Februari 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: