Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Indonesia 'Terseret' China, Bahlil: Saya Tak Tahu Awalnya

Ekonomi Indonesia 'Terseret' China, Bahlil: Saya Tak Tahu Awalnya Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menilai seharusnya Indonesia tidak bergantung pada negara lain, khususnya dalam bidang ekonomi. Bahlil Lahadalia mengatakan hal itu menyusul pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ikut terkontraksi setiap ada kontraksi pada pertumbuhan ekonomi China.

"Kita lihat di China setiap pertumbuhan ekonominya turun 1 persen, dampak ke (pertumbuhan ekonomi) kita itu 0,3 persen. Saya enggak tahu awal mulanya kita ketergantungan ke China seperti ini," kata Bahlil Lahadalia dalam peluncuran buku Pandemi Corona: Virus Deglobalisasi Masa Depan Perekonomian Global dan Nasional di Jakarta, Senin.

Baca Juga: Singapura Resesi, Sri Mulyani Cs Kudu Cepat Beraksi

Menurut dia, adanya pandemi Covid-19 meski cukup memberi dampak negatif ke perekonomian, di sisi lain juga membuat kesadaran agar Indonesia tidak bergantung pada negara lain. "Makanya, Covid-19 ini membawa berkah bahwa sebaik-baiknya sebuah negara tidak boleh tergantung kepada negara lain," kata Bahlil Lahadalia.

Mantan Ketua Umum Hipmi itu pun menambahkan, penting bagi Indonesia untuk tetap menjaga hubungan baik dengan negara-negara berbeda seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan China menjadi salah satu kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan, termasuk oleh Indonesia.

"Supaya anak muda tahu, ekonomi China ini hampir 18 persen berpengaruh ke ekonomi global. Amerika kira-kira 25 persen. Jadi suka tidak suka, senang tidak senang, mau bilang apa pun, China ini merupakan kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan," katanya.

Menurut dia, sebagai negara yang bebas aktif, Indonesia justru harus membangun hubungan yang baik dengan negara mana pun. Itu dilakukan guna mendukung kekuatan Indonesia.

"Jadi, tidak bisa kita musuhin satu (negara), maunya sama ini saja. Juga tidak ada alasan kita bermusuhan," kata Luhut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: