Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspansi di Kawasan Industri Batang, Intiland Masih Cari Investor

Ekspansi di Kawasan Industri Batang, Intiland Masih Cari Investor Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Intiland Development Tbk (DILD) perusahaan yang bergerak dalam bidang properti ini melihat masih ada peluang yang cukup besar pada penjualan lahan industri. Hal tersebut seiring dengan rencana Pemerintah yang tengah menyiapkan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah guna menarik minat investor asing menanamkan modalnya di Tanah Air.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono, mengatakan bahwa hal tersebut membuat Perseroan berani melanjutkan ekspansi kawasan indusri di Batang yang saat ini tengah didorong pemerintah. Nantinya diharapkan, penjualan lahan industri ini bisa bantu menopang kinerja Intiland ditengah Pandemi Covid-19.

Archied berharap, proyek kawasan industri di Batang ini rencananya akan diluncurkan pada semester kedua 2020. Pasalnya, Intiland memiliki landbank sekitar 2.000 hektare (Ha) diantaranya berlokasi di Batang yang tengah disiapkan untuk kawasan industri tersebut.

Baca Juga: Utang Menggunung, Nasib Perusahaan Properti Ini di Ujung Tanduk

"Dalam waktu dekat, kita akan pembangunan infrastruktur di sana dan kita juga dalam tahap menawarkan ke Investor,"ujar Archied.

Selain kawasan industri Batang, Archied menjelaskan, pada semester kedua tahun ini perseroan juga bakal mengembangkan proyek eksisting di Jakarta dan Surabaya, yakni Talaga Bestari, Serenia Hills di Jakarta, dan proyek perumahan Graha Natura di Surabaya.

"Mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi saat ini, kami akan cenderung menempuh langkah konservatif dalam memutuskan setiap pengembangan proyek baru." jelasnya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Pengembang Properti Harap Ada Relaksasi Kredit dan Keringanan Pajak

Archied mengaku, industri properti menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Banyak konsumen dan investor properti cenderung bersikap menunggu kondisi membaik dan memilih untuk menunda dulu pembelian.

"Hampir semua developer menghadapi tantangan yang cukup berat, termasuk dampak dari pandemi Covid-19 . Meskipun daya beli pasar tetap ada, konsumen memilih untuk menunda pembelian atau investasi. Penjualan properti masih didominasi pasar end user, terutama di segmen menegah ke bawah," tutup Archied.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: