Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

MAKI Sebut Pengacara Joko Hartono Tak Paham Produk JS Saving Plan

MAKI Sebut Pengacara Joko Hartono Tak Paham Produk JS Saving Plan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Membuka laporan keuangan Jiwasraya tahun 2017, kondisi keuangan perusahaan memang mulai menunjukkan masalah. Hal ini terlihat dari laba bersih perusahaan yang anjlok 98,46% dari Rp2,14 triliun pada 2016 menjadi hanya RP 328,43 miliar pada akhir 2017.
Di waktu itu, jumlah beban diketahui naik 27,88% dari Rp 19,33 triiliun menjadi Rp 24,72 triliun. Salah satu penyebab kenaikan jumlah beban dikarenakan pembayaran klaim dan manfaat yang naik lebih dari dua kali lipat, dari Rp 6,86 triliun menjadi Rp 15,67 triliun.
Jika laporan keuangan ini benar, itu artinya sejak 2017 Jiwasraya sudah mulai mengalami tekanan dalam kinerja keuangan karena beban penjualan dan klaim jatuh tempo Saving Plan sudah mulai membesar, sampai akhirnya perseroan mengalami kesulitan membayar di tahun-tahun berikutnya.
"Perlu diingat 2018 itu belum jatuh tempo penuh, karena penjualan JS Saving Plan itu dimulai 2012 dan jalannya di 2013. Kalau bicara tenor 5 tahun, artinya tagihan yang besar itu 2019 dan 2017 masih kecil-kecil," kata Boyamin.
Berangkat dari hal tersebut, Boyamin pun meminta agar para terdakwa tidak memainkan isu hingga akhirnya mempengaruhi pengadilan terhadap 6 terdakwa kasus dugaan korupsi Jiwasraya yang merugikan negara hingga Rp 17 triliun.
"Terdakwa nggak boleh bermain isu, karena dapat mempengaruhi pengadilan. Sejauh ini hakim masih netral-netral aja, masih on the track," tutup Boyamin.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: