Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Top! Rupiah Hari Ini Unjuk Gigi Lawan Dolar AS & Mata Uang Global

Top! Rupiah Hari Ini Unjuk Gigi Lawan Dolar AS & Mata Uang Global Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah unjuk gigi di hadapan dolar AS dan hampir semua mata uang global pada perdagangan spot hari ini, Kamis, 16 Juli 2020. RTI mencatat, hingga pukul 09.37 WIB, rupiah terapresiasi 0,28% ke level Rp14.539 per dolar AS.

Angka tersebut selisih tipis dari level terbaik rupiah sejak pagi tadi yang berada di angka Rp14.533 per dolar AS. Selain atas dolar AS, rupiah juga kini unggul atas dolar Australia (0,58%), poundsterling (0,51%), dan euro (0,32%). 

Baca Juga: Ada Ancaman Resesi: Reaksi Asing terhadap IHSG Masih Positif

Hampir semua mata uang regional juga ikut tunduk terhadap rupiah, kecuali dolar Taiwan (-0,04%). Dengan kata lain, rupiah kini menyandang status sebagai mata uang paling kuat kedua di Asia. Sederet mata uang yang tunduk pada rupiah, yaitu baht (0,87%), won (0,58%), dolar Singapura (0,47%), yuan (0,43%), dolar Singapura (0,45%), ringgit (0,38%), yen (0,29%), dan dolar Hong Kong (0,27%).

Baca Juga: Rupiah Paling Babak Belur! Dolar AS Dibanderol Rp14.600 Lebih!

Sebagai informasi, di tengah keperkasaan rupiah, pelaku pasar baru saja disuguhi oleh kabar bahwa ekonomi Indonesia terancam resesi. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengaku bahwa pihaknya saat ini tengah mengencangkan ikat pinggang untuk menyelematkan ekonomi Indonesia supaya tidak bernasib sama dengan Singapura.

"Kita tetap fokus dari sisi kontribusi pertumbuhan ekonomi karena seperti kita tahu di kuartal II berbagai sektor mengalami tekanan yang sangat dalam, manufaktur, perdagangan, transportasi. Jadi sebisa mungkin kita harus genjot di triwulan II ini," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (15/7/2020).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: