Ekonomi China Bangkit 3,2 Persen Pertanda Baik bagi Seluruh Dunia

Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonomi China tumbuh lagi setelah periode tiga bulan terburuk dalam beberapa dekade. Hal ini bisa menjadi pertanda baik bagi pemulihan global pasca virus corona.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu tumbuh 3,2% dalam periode April-Juni dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan ini lebih baik dari pertumbuhan 2,5% yang diprediksi oleh para analis yang disurvei oleh Refinitiv.

Baca Juga: Gerak Cepat, Kini Lebanon Berpaling ke China karena...

Sebagaimana dilansir dari CNN Business di Jakarta, Kamis (16/7/2020) hal ini berarti bahwa China mencegah resesi. Pada kuartal pertama, ekonomi USD14 triliun (Rp205 triliun) menyusut 6,8% sebagai penurunan terburuk sejak tahun 1992. Kabar tersebut juga pertama kalinya China melaporkan kontraksi ekonomi sejak 1976.

Menurut analis di ANZ Research, Pertumbuhan kuartal akan mengkonfirmasi bahwa pemulihan pasca-virus sedang berlangsung di China, setidaknya satu atau dua perempat di depan dunia.

Rebound ini telah secara luas diharapkan oleh para analis. China sebagai pusat awal wabah dan yang pertama di dunia memberlakukan tindakan kejam untuk memadamkan virus, juga menjadi negara yang pertama kali membuka ekonomi besar.

Kembalinya awal pertumbuhan China bisa menjadi pertanda kabar baik bagi seluruh dunia.

Sebelumnya, IMF mengatakan pada bulan Juni bahwa ekonomi global dapat mengalami kontraksi 4,9% pada tahun 2020. IMF pada saat itu memproyeksikan pemulihan terjadi lebih bertahap dari yang diperkirakan sebelumnya.

Diproyeksikan bahwa ekonomi China akan tumbuh 1% tahun ini, lebih baik dari kontraksi yang diperkirakan di Amerika Serikat dan Eropa.