Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

New Normal, Masyarakat Lebih Milih Belanja Offline. Alasannya...

New Normal, Masyarakat Lebih Milih Belanja Offline. Alasannya... Kredit Foto: YouTube Shooper
Warta Ekonomi, Jakarta -

Era normal baru telah membuat perubahan perilaku masyarakat dalam berbagai macam aspek kehidupan, termasuk di antaranya perubahan perilaku berbelanja. Survei oleh Mckinsey & Company menyebutkan bahwa 82% responden menyatakan, mereka akan lebih selektif dan irit dalam melakukan pengeluaran dan 73% responden lebih memilih belanja di toko fisik.

Shooper, aplikasi komunitas berbagi (sharing community) mengungkap, ada beberapa alasan utama atas pilihan tersebut, seperti butuh menyentuh, mencium, mencoba barang sebelum membeli, dan masalah pembayaran online. Masyarakat Indonesia lebih memilih berbelanja langsung (secara offline) untuk barang sehari-hari karena faktor harga. Ini karena belanja online ada biaya pengiriman atau ongkir, meskipun banyak seller yang menawarkan gratis ongkir, tetapi seringkali terdapat syarat minimum belanja.

Baca Juga: Temuan Jet Commerce: Awal Bulan Puasa, Momen Belanja Online

Oka Simanjuntak, CEO & Founder Shooper mengungkapkan, selama masa self-quarantine, pengguna Shooper justru meningkat sebesar 400 persen. Hal ini dipicu karena makin banyak konsumen yang ingin mencari harga termurah khususnya untuk kebutuhan rumah tangga agar dapat melakukan penghematan yang signifikan terhadap pengeluaran bulanan.

"Di sinilah Shooper hadir untuk membantu masyarakat mencari dan mendapatkan harga terbaik di supermarket, minimarket, dan toko offline di Indonesia," ucap Oka dalam siarap pers yang diterima Warta Ekonomi, Kamis (16/7/2020).

Shooper menerapkan, teknologi yang memanfaatkan metode crowdsource seperti layaknya perusahaan teknologi terkemuka seperti Google, Facebook, Instagram, Wikipedia, maupun YouTube. Pengguna Shooper merupakan komunitas berbagi informasi yang mengedepankan filosofi The Sharing Economy dengan membantu pengguna mencari harga termurah untuk berbagai produk dari sejumlah supermarket, minimarket, dan toko fisik di Indonesia melalui analisa struk belanja yang diunggah oleh pengguna.

Selanjutnya dengan menggunakan teknologi Human Augmentation, yang merupakan penggabungan dari Artificial Intelligence dengan Human Interaction, data yang didapat dari setiap struk belanja yang diunggah oleh pengguna akan memberikan informasi harga yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh para pengguna.

Shooper juga dapat membantu rumah tangga lebih pintar mengelola keuangan keluarga. Dengan mengunggah struk belanja, pengguna akan mendapatkan informasi pengeluaran bulanan yang mendetail dan membantu mereka mengelola anggaran rumah tangga dengan lebih hemat.

Oka juga mengungkapkan, sering kali muncul pertanyaan dari setiap ibu rumah tangga seperti apakah belanja bulanan saya sudah sesuai budget dan tepat guna? Atau pertanyaan, secara mendetail belanja produk apa saja yang mereka beli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Hampir semua menjawab tidak tahu.

"Shooper dapat melakukan pencatatan yang lengkap untuk semua ini dan membantu penggunanya untuk selalu belanja secara hemat dan pintar sesuai dengan budget yang mereka miliki," ujar Oka.

Di samping fitur utama Shooper untuk mencari harga termurah, aplikasi yang tersedia di Android ini juga melengkapi fiturnya ShooperPoint yang merupakan universal point-reward di mana para pengguna akan mendapat poin dari setiap struk belanja yang mereka unggah. Poin terkumpul dapat ditukarkan dengan berbagai hadiah menarik seperti handphone Samsung, produk elektronik, dan voucher belanja.

Sementara di fitur ShooperChef, tersedia berbagai macam resep yang dibagikan oleh sesama pengguna dan Shooper akan carikan harus ke mana untuk membeli bahan-bahan resep dengan harga termurah.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: