Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2 Anak Buah Edhy Hengkang, Netizen: Ada Udang di Balik Lobster

2 Anak Buah Edhy Hengkang, Netizen: Ada Udang di Balik Lobster Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bawah komando Edhy Prabowo lagi jadi sorotan. Belum kelar soal melegalkan alat tangkap cantrang dan mengizinkan ekspor benih lobster, kini dua pejabat teras kementerian itu mengundurkan diri.

Keduanya adalah Dirjen Perikanan Tangkap KKP M Zulficar Mochtar dan Wakil Ketua Umum Bidang Konservasi dan Keberlanjutan Komisi Pemangku Kepentingan Publik KKP, Chalid Muhammad. Zulficar mundur pada Selasa (14/7). Sedangkan Chalid  mundur pada Jumat (17/7).

Baik Chalid maupun Zulficar, keduanya berlatar belakang aktivis lingkungan, bukan dari kalangan PNS. Zulficar merupakan Koordinator Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia. Sedangkan Chalid sebagai Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI).

Baca Juga: Ngaku Gak Gampang Lawan Susi, Edhy: Tim Gue Belum Jago

Mundurnya Zulficar dan Chalid menjadi pergunjingan netizen. "Rame-rame pejabat mundur dari jabatan pertanda ada udang di balik lobster KKP," ujar Hikmatiar dengan penuh kecurigaan Mysoul melihat ada sesuatu yang disembunyikan di KKP. "Tinggal tunggu waktu bernyanyi," saut dia.

Yohisar Saragih menambahkan, dari awal menjabat sebagai Menteri KKP, Menteri Edhy Prabowo terus dipenuhi masalah. "Belum tau di mana prestasi kerjanya," kritiknya. 

Mustam Arif menimpali. Dia bilang, banyak indikasi kebijakan menteri kelautan dan perikanan saat ini cenderung berpihak investasi dan mengabaikan keberlanjutan sumber daya kelautan. Kebijakannya, terkesan paradoks karena mengatasnamakan kepentingan rakyat atau nelayan. "Presiden mestinya mengevaluasi kebijakan-kebijakan ini," harap dia.

Soulmate4 mengaku salut dan hormat dengan mundurnya Zulficar Mochtar dan Chalid Muhammad. Keduanya telah bekerja dengan idealisme dan hati nurani, bukan berdasar perut ataupun kekuasaan. "Menterinya mungkin tidak paham arti, wacana dan esensi 'berkelanjutan'," kata dia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: