Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fakta-Fakta Kondisi Garuda Indonesia Terkini, Sisa Umur 4 Tahun?

Fakta-Fakta Kondisi Garuda Indonesia Terkini, Sisa Umur 4 Tahun? Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) sedang dalam masalah perekonomian akibat pandemi corona. Perseroan mencatat total utang mencapai Rp31,93 triliun, bahkan rugi hingga Rp15,8 triliun.

Mulai dari penawaran mengenai pensiun dini hingga penundaan pembayaran atas operasionalnya tengah dihadapi Garuda saat ini. Berikut fakta-fakta terkini soal kondisi Garuda Indonesai:

Baca Juga: Garuda Indonesia Akui Kesulitan Kembalikan Pesawat ke Penyewa

1. Tawaran Cuti kepada 800 Karyawan

Penawaran cuti kepada 800 karyawan PKWT (perjanjian kerja waktu tertentu) dijelaskan oleh Irfan Setiaputra selaku Dirut Garuda Indonesia. Diakui dirinya, Garuda menawarkan pensiun dini terhadap sejumlah karyawannya. Sampai saat ini, sudah ada sekitar 400 karyawan yang menerima tawaran tersebut.

"Di dalam aturan diperbolehkan pegawai melakukan pensiun dini untuk mereka yang berusia di atas 45 tahun. Sampai saat ini, hampir 400 orang yang bersedia," katanya di Komisi VI DPR secara virtual.

2. Pendapatan Anjlok 90%

Maskapai pelat merah ini mengalami kondisi keuangan yang bisa dikatakan tidak baik. Dirut Garuda, Irfan, mengungkapkan bahwa penurunan pendapatan perusahaan ini mencapai 90% yang diakibatkan oleh Covid.

"Jadi, persoalan di Garuda hari ini adalah revenue (pendapatan) turun sampai 90%, jadi tinggal 10 persen," ujarnya.

3. Utang Tembus Rp32 triliun

Garuda Indonesia saat ini tercatat dengan total utang mencapai Rp32 triliun yang diakibatkan dari utang usaha beserta pajak senilai US$905 juta dan utang pinjaman kepada bank sebesar US$1,313 miliar. Selain itu, pihaknya juga telah memproyeksikan kerugian tahun ini mencapai US$1,1 miliar atau setara Rp15,8 triliun.

"Saldo utang usaha dan pinjaman bank per 1 Juli 2020 totalnya 2,2 miliar dolar (AS), ini terdiri dari US$905 juta operasional, pinjaman jangka pendek US$668 juta, dan pinjaman jangka panjang US$645 juta. Dari US$645 ada pinjaman sukuk US$500 juta yang sudah kita berhasil negosiasi dan extend jadi Juni 2023," ungkapnya.

4. 49 Boeing dan 4 Airbus Ditunda Kedatangannya

Kasus pengadaan pesawat ini diketahui sejak 2011-2015 lalu. Airbus terlibat memberi suap untuk memuluskan pembelian pesawat dari perusahaannya.

Melalui pengakuan Dirut Garuda, langkah yang diambil pihaknya saat ini bertujuan agar pihak Airbus memberikan ganti rugi dan Garuda juga siap untuk menempuh jalur hukum melalui pemerintahan Inggris. Selain itu, Garuda juga menunda kedatangan empat armada pesawat Airbus.

"Tahun ini seharusnya Garuda menerima empat pesawat Airbus. Kami sedang negosiasi dengan Airbus untuk menunda penerimaan itu," ungkapnya.

5. Usia Garuda Berhenti di 2024?

Bantuan dana yang diberikan pemerintah nampaknya tidak membuahkan hasil yang cukup baik. Bantuan senilai Rp8,5 triliun itu dinilai hanya mampu membuat maskapai ini bertahan sampai 2024. Pengamat penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati mengatakan, beban utang yang ditanggung maskapai penerbangan nasional pelat merah yang mencapai US$2 miliar atau Rp31,9 triliun membuat kondisi perusahan tidak akan bertahan lama.

"Saya menilai kemampuan Garuda hanya mampu bertahan minimal sampai 2024 saja. Walau ada dana talangan, itu memperpanjang napas saja, setahun ini ada pandemi keuangan Garuda memang berdarah-darah," ujar Arista.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: