Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kesabaran Petani Karet di Kotawaringin Timur Sedang Diuji

Warta Ekonomi -

WE Online, Sampit, Kalteng - Kesabaran petani karet di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sedang diuji karena selain harga karet yang kurang menggembirakan, cuaca hujan juga menjadi kendala bagi mereka.

"Mana harganya relatif rendah, sebulan ini hujan masih sering turun sehingga kami kesulitan untuk memanen karet. Tidak bisa memanen saat hujan karena karetnya akan ikut mengalir bersama hujan," kata Basuni, petani di Kecamatan Cempaga, Senin (19/5/2014).

Sebulan terakhir, hujan memang masih sering mengguyur hampir merata di seluruh wilayah Kotim. Bahkan di beberapa lokasi, petani harus pasrah dengan keadaan lantaran lahan pertanian mereka terendam.

Saat ini harga karet relatif rendah yakni sekitar Rp 7000 per kilogram, lebih rendah dibanding saat kondisi membaik yakni mencapai belasan ribu rupiah per kilogramnya. Petani di Kotim biasanya memilih cara cepat dengan menjual karet kepada pengepul yang biasanya mendatangi mereka.

Saat harga tidak stabil seperti sekarang, biasanya sebagian besar petani memilih menyimpan karet mereka dan baru menjualnya ketika harga sudah naik. Jika pun terpaksa, mereka hanya menjual secukupnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sambil menunggu harga stabil.

"Tapi yang terjadi sekarang komplit, sudah harga turun, susah memanen lagi karena sering turun hujan. Mudah-mudahan saja kondisi membaik sehingga kami bisa mendapat penghasilan yang lumayan," harap Basuni.

Harapan yang sama diungkapkan Rahmad, petani di Kecamatan Kotabesi. Dia hujan tidak terlalu sering turun sehingga mereka bisa memanen karet dan menjualnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Inilah nasib petani, kalau kondisi seperti ini hanya bisa pasrah sambil berdoa semoga semuanya segera membaik. Mudah-mudahan harga karet juga naik sehingga pendapatan kami juga naik," ucapnya.

Sekadar diketahui, di Sampit sudah lama berdiri sebuah pabrik karet yakni PT Sampit. Namun petani karet setempat memilih menjual karet dengan melihat harga tinggi, sehingga tidak jarang mereka menjual kepada pengepul yang kemudian membawanya ke luar daerah seperti Palangka Raya, bahkan ke Kalimantan Selatan. (Ant)

Foto: Ist.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: