Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani Rendahkan STAN dan Alumninya, Misbakhun Tak Terima

Sri Mulyani Rendahkan STAN dan Alumninya, Misbakhun Tak Terima Kredit Foto: Ferry Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menilai Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati alias SMI telah merendahkan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan para alumninya. Penilaian itu didasari pernyataan Menkeu Sri Mulyani dalam wawancara pada acara puncak Dies Natalis ke-5 Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN  secara daring, Sabtu (18/7).

SMI dalam wawancara dengan Adelia Surya Pratiwi itu menyatakan bahwa kurikulum PKN STAN harus ditinjau ulang.

Menurutnya, mahasiswa PKN STAN yang kelak akan menjadi pembuat kebijakan ternyata tidak diajari tentang APBN.

“Anda diajari akuntansi, anda tidak diajari APBN keseluruhan,” ujar SMI.

Misbakhun pun keberatan dengan pernyataan tersebut. Alumnus Program Studi Perpajakan STAN itu mengaku kaget dengan pernyataan Menkeu SMI. 

Baca Juga: Misbakhun Tagih Sense of Crisis Sri Mulyani di Masa Pandemi

“Saya tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran Bu Menkeu SMI dengan mengatakan bahwa mahasiswa STAN hanya belajar akuntansi saja, tidak bisa membaca laporan keuangan, tidak mengerti perekonomian kebijakan keuangan negara. Diajari akuntansi tetapi tidak diajari APBN secara keseluruhan,” ujar Misbakhun melalui layanan pesan, Senin (20/7).

Menurut Misbakhun, sudah banyak alumni STAN yang menempati posisi-posisi penting di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Politikus Golkar itu menegaskan, semestinya SMI yang sudah empat periode menjabat menteri keuangan dalam dua presiden juga menyadari bahwa selama ini telah bekerja dengan banyak alumni STAN. 

Mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemenkeu itu pun menyebut SMI tak mengerti kurikulum dan isi mata kuliah di STAN. Misbakhun menegaskan, mahasiswa STAN tidak hanya belajar akuntansi tetapi juga makro ekonomi, mikro ekonomi, perekonomian Indonesia, ekonomi moneter, ekonomi sektor publik dan ilmu keuangan negara.

“Saya selama di STAN tidak hanya belajar akuntansi, tetapi juga makro ekonomu dan mikro ekonomi mulai tingkat pengantar, intermediate sampai advance,” tegasnya.

Lebih lanjut Misbakhun mengatakan, di STAN ada mata kulian akuntansi pemerintahan yang tidak diajarkan di kampus lain. Dalam mata kuliah akuntansi pemerintahan itulah ada pelajaran soal APBN dan bagaimana proses penyusunannya. 

“Sampai pada posting nomenklatur APBN pun dipelajari di mata kuliah akuntansi pemerintahan. Modul mata kuliah seperti itu tidak pernah ada di kampus mana pun,” tuturnya 

Misbakhun menambahkan, sangat ironis bila SMI sebagai Menkeu ternyata tidak tahu detail tentang STAN termasuk mata kuliah yang diajarkan. “Sehingga saya membaca kesan bahwa komentar Bu SMI sebagai menteri keuangan sangat tidak memahami kualitas STAN yang sebenarnya,” katanya.

Legislator asal Pasuruan itu juga mengatakan, SMI pernah dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik di Asia Pasifik selama tiga kali berturut-turut oleh majalah FinanceAsia. SMI, katanya, juga pernah dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik di dunia pada ajang World Government Summit 2018 di Uni Emirat Arab.

“Ingat, penghargaan untuk Bu SMI itu juga karena sumbangsih dan kontribusi besar dari para alumni STAN yang menjadi anak buahnya baik di posisi jabatan eselon satu, eselon dua, bahkan pelaksana,” sambung Misbakhun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: