Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dinyinyirin Utang, Sri Mulyani: Negara Islam Dunia Juga Berutang!

Dinyinyirin Utang, Sri Mulyani: Negara Islam Dunia Juga Berutang! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, mayoritas negara di dunia memiliki kebijakan untuk berutang. Bahkan, negara Islam sekalipun melakukan kebijakan serupa demi menjalani program negaranya.

"Di seluruh dunia negara juga berutang, coba dicek aja. Semua negara Islam di dunia, semuanya juga berutang," kata wanita yang karib disapa Ani itu dalam akun Instagram pribadinya yang dikutip Okezone, Senin (20/7/2020).

Baca Juga: Tumbuh 132,7%, Sri Mulyani: Utang Pemerintah Rp421,5 Triliun

Menurut Sri Mulyani, bila ada pihak yang tidak setuju dengan kebijakan utang, harap melihat fungsi utang itu untuk pembiayaan apa saja.

"Jadi mari melihat semua aspek. Jadi enggak ada benci, apalagi ngomongnya kasar-kasar. Menurut saya itu enggak bagus. Itu menunjukkan adab sopan santun dan keimanan agama Anda," ujarnya.

Dia menjelaskan, pihaknya memutuskan untuk melalukan utang karena menambah anggaran belanja negara yang digunakan untuk pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.

"Kalau utangnya membuat infrastruktur kita menjadi baik, ya tidak ada masalah. Kalau enggak utang, berarti kita menunda semua kebutuhan infrastruktur untuk masalah pendidikan dan kesehatan. Jadi anak-anak menjadi kurang gizi, tidak sekolah dan miskin," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan, pembiayaan utang pemerintah tercatat Rp421 triliun atau tumbuh 132% periode 31 Juni 2020 dibandingkan periode Mei 2019 yang sebesar 2,9%. Menurutnya, peningkatan utang pemerintah ini terjadi karena adanya ketidakpastian yang dipengaruhi kondisi global maupun domestik.

"Jadi kita melakukan realisasi pembiayaan utang secara total Rp421,5 t atau 34,5% terhadap Perpres 72 perubahan APBN, growth 132,2%" ujar dia dalam konfrensi pers APBN KiTa.

Dia juga menjelaskan bahwa pembiayaan utang ini terdiri dari surat berharga negara (SBN) neto sebesar Rp430,4 triliun atau 36,7 % terhadap perubahan APBN dengan pertumbuhan 119,9%.

"Kemudian, untuk pinjaman realisasinya 8,9% atau tumbuh 39,2%," ungkap dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: