Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Harus Jujur kepada Publik!

Pertamina Harus Jujur kepada Publik! Kredit Foto: Pertamina
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertamina pada waktu lalu telah merilis keberhasilannya memproduksi green diesel (D-100) standar Euro 5 dari Kilang Dumai, yaitu jenis BBM ramah lingkungan. D-100 tersebut dibuat dari bahan baku RBDPO (Refined Bleaching Deodorise Palm Oil) dengan menggunakan katalis merah putih sebagai produk anak negeri.

Founder PT FSC Oleo Chemical menyampaikan, hingga saat ini tidak disebutkan biaya pokok produksi D-100 per liter sehingga tidak membebani rakyat dan negara dalam bentuk subsidi ketika D-100 dijual di SPBU untuk umum.

Baca Juga: Pertamina Uji 200 Km, D-100 Memuaskan

"Kita berani asumsikan harga produk D-100 itu setara produk Pertamina Dex yang dibanderol Rp10.200 per liter di SPBU. Kalau melihat harga bahan baku RBDPO, katalis, dan biaya proses kilang yang agak kompleks dengan menggunakan hidrogen yang banyak, akan menghasilkan nilai jauh di atas itu," ujar Riza beberapa waktu lalu.

Sementara itu, tepatnya pada 21 Desember 2018, telah dikatakan oleh Direktur Pengolahan Pertamina Ir Budi Santoso Syarif bahwa penggunaan CPO/FAME/ RBDPO sebagai bahan baku Green Gasoline dan Green LPG bisa menghemat Pertamina sebesar US$160 juta per tahun.

Direktur Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yuri Usman, menyampaikan agar Pertamina bisa menjelaskan soal proyek Green Gasoline dan Green LPG dari kilang Plaju supaya menjadi pengetahuan rakyat bahwa Pertamina telah berhasil mengolah CPO menjadi Green Gasoline dan Green LPG secara ekonomis.

"Di mana Depo LPG dan SPBU Pertamina di Indonesia saat ini ada menjual produk Green Gasoline dan Green LPG Pertamina dan berapa harga jualnya?" ujar Usman, Senin (21/7/2020).

Usman menambahkan, apakah benar D-100 yang digunakan oleh Menteri Perindustrian dalam tes mobil tersebut. Patut dipertanyakan kebenarannya karena menurut Deputy CEO PT Kilang Pertamina Indonesia Ir Budi Syarif kepada awak media (18/7/2020), BBM yang digunakan merupakan percampuran D-100 (20%), Dexlite (50%), dan FAME (30%).

"Maka, kalau itu percampurannya. Lebih tepat BBM dikatakan B-50, bukan D-100," ujar Usman.

Oleh sebab itu, Pertamina harus jujur menjelaskan ke publik soal produk green diesel (D-100) atau B-50 yang telah diuji coba pada kendaraan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: