Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bentjok Minta Data Koleksi Saham Jiwasraya Dibuka

Bentjok Minta Data Koleksi Saham Jiwasraya Dibuka Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu tersangka kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya, Benny Tjokrosaputro, kembali angkat bicara. Kali ini, pria yang di kalangan pelaku pasar modal akran disapa Bentjok itu menyoroti soal data kepemilikan saham milik PT Asuransi Jiwasraya yang tidak kunjung dibuka ke publik. Padahal, menurut Bentjok, data tersebut penting untuk diketahui masyarakat luas agar dapat sama-sama melihat saham apa sebenarnya yang telah membuat Jiwasraya rugi besar, hingga tidak mampu membayar polis yang jatuh tempo sebesar Rp12,4 triliun per akhir tahun 2019 lalu. Jika data investasi saham itu tidak kunjung dibuka, Bentjok justru khawatir spekulasi terkait adanya pihak-pihak yang sengaja dilindungi dalam perkembangan kasus yang menimpa perusahaan asuransi milik pemerintah itu. “Kalau tidak mau dianggap melindungi pihak tertentu, ya dibuka saja dong. Tinggal kita lihat apakah data yang dibuka itu sama dengan yang beredar di masyarakat,” ujar Bentjok, lewat tulisan tangan yang beredar di kalangan pelaku pasar, Senin (20/7).

Dirinya sendiri, menurut Bentjok, awalnya tidak tahu-menahu saham apa saja yang dimiliki oleh Jiwasraya hingga membuatnya rugi besar. Informasi data koleksi saham Jiwasraya itu kemudian baru diketahuinya usai dirinya diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Karenanya, Bentjok pun meminta pihak BPK dan juga Kejaksaan Agung (Kejagung) agar dapat membuka data kepemilikan saham itu ke publik sebagai bagian dari upaya transparansi sekaligus agar kasus yang menimpanya ini dapat diproses dengan terang-benderang. “Data yang Saya peroleh dari BPK itu sama seperti yang ada di media dan masyarakat. Jadi, gampang saja. Buka saja, saham-saham apa saja yang selama ini sudah merugikan Jiwasraya,” tutur Bentjok.

Dalam pandangan Bentjok, Jiwasraya memiliki banyak saham di luar grup usahanya. Merujuk pada data BPK per 10 Februari 2020, Jiwasraya tercatat memiliki 566 juta (5,9%) saham PT Bank BJB Tbk (BJBR) senilai Rp521 miliar. Lalu juga 6,6 miliar (10,8% ) saham PT Properti Tbk (PPRO) senilai Rp353 miliar. Selanjutnya ada juga 1,2 miliar (12,8%) saham PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) senilai Rp422 miliar. Kemudian 2,6 miliar (12,16%) saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) senilai Rp132 miliar, dan juga saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) sebanyak 6 miliar (13,8%) dengan nilai Rp301 miliar. Saat ini saham PPRO, DEWA, JGLE, dan ELTY diketahui bertengger di level Rp50. Artinya, Jiwasraya tidak bisa memperdagangkannya di pasar reguler.

Di luar saham-saham di atas, Jiwasraya juga masih memiliki 6,6 miliar (19,8%) saham PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP) senilai Rp332 miliar, lalu 3,3 miliar (14,7%) saham PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE) senilai Rp166 miliar, 1,3 miliar (24,3%) saham PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP) senilai Rp156 miliar, 5,8 miliar (18,4%) saham PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN) senilai Rp291 miliar, dan 2,7 miliar (22,3%) saham PT SMR Utama Tbk (SMRU) senilai Rp139 miliar. Sama seperti PPRO, DEWA, JGLE dan ELTY, saham IIKP, JGLE, MTFN, dan SMRU saat ini juga nyender di harga Rp50. Sementara saham LCGP kena suspensi bursa.

Deretan kepemilikan saham Jiwasraya di atas, menurut Bentjok, jauh lebih besar dibanding kepemilikannya di saham sejumlah perusahaan yang berafiliasi dengannya. Sebagai contoh, Jiwasraya hanya memegang 1,8 miliar PT Hanson International Tbk (MYRX) setara 2,13% kepemilikan saham senilai Rp92 miliar, lalu Rimo International Lestari Tbk (RIMO) 2,4 miliar (5,9%) senilai Rp122 miliar, PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) 6,8 miliar (14%) senilai Rp324 miliar, dan PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY) 19,4 juta (0,2%) senilai Rp974 juta. Bentjok juga memastikan, saham-saham grupnya yang tersisa di reksadana Jiwasraya dibeli dari pihak lain atau di pasar, bukan melalui dirinya langsung. “Sehingga Saya meminta jaksa dan BPK bisa membuka data saham Jiwasraya. Jangan main opini, seolah saya yang bikin rugi Jiwasraya. Padahal ada banyak saham-saham lain milik Jiwasraya yang bisa saja lebih membuat mereka (Jiwasraya) merugi,” tegas Bentjok.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Taufan Sukma

Bagikan Artikel: