Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Temuan Baru: Asteroid Hantam Bumi-Bulan 800 Juta Tahun Lalu

Temuan Baru: Asteroid Hantam Bumi-Bulan 800 Juta Tahun Lalu Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho

Para ilmuwan menemukan bahwa delapan kawah besar yang mereka pelajari terbentuk secara bersamaan, termasuk kawah Copernicus yang lebarnya 93 kilometer. Kawah itu adalah tempat astronot Apollo mengumpulkan sampel.

Para peneliti memperkirakan kawah-kawah ini lahir setelah hujan asteroid sekitar 800 juta tahun yang lalu. Mereka mengetahui hal itu dengan radioisotop penanggalan materi terlontar dari Copernicus yang dibentuk oleh dampak meteorit yang dikumpulkan dari sejumlah lokasi pendaratan Apollo.

Dengan asumsi bahwa hujan asteroid yang membombardir bulan juga akan berdampak pada Bumi, para ilmuwan menghitung bahwa 40 triliun hingga 50 triliun metrik ton meteoroid menghantam Bumi dalam hujan ini. Jumlah ini 30 hingga 60 kali massa pembunuh dinosaurus di Chicxulub.

Dampak kosmik ini akan menghantam Bumi dan bulan segera sebelum periode Cryogenian 635 juta hingga 720 juta tahun yang lalu. Selama periode Cryogenian, Bumi melihat zaman es terbesarnya yang berpotensi menutupi seluruh planet dalam es.

Zaman Es
Ketua penulis studi Kentaro Terada, kosmokimiawan di Universitas Osaka di Jepang, mengatakan bahwa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dampak Chicxulub meledakkan sejumlah besar debu, yang menggelapkan langit dan mendinginkan Bumi.

Selain itu, hujan meteoroid 470 juta tahun lalu mungkin juga menerbangkan debu dalam jumlah yang luar biasa, berpotensi memicu apa yang disebut zaman es pertengahan Ordovisium.

"Dari pertimbangan ini, saya dapat mengatakan bahwa tidak aneh bahwa hujan asteroid 800 juta tahun yang lalu mungkin telah memicu zaman es. Sebab, total massa 800 juta tahun yang lalu dalam penelitian kami adalah 10 hingga 100 kali lebih besar daripada dampak Chicxulub dan hujan meteoroid 470 juta tahun yang lalu," kata Terada.

Para peneliti memperkirakan hujan asteroid ini akan menyebarkan 100 miliar metrik ton fosfor di seluruh Bumi. Jumlah ini sekitar 10 kali lebih banyak dari total fosfor di lautan saat ini. Fosfor adalah elemen kunci dari DNA dan membran sel.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: