Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Benarkah Milenial Bukan Target Penjahat Siber?

Benarkah Milenial Bukan Target Penjahat Siber? Kredit Foto: F5 Labs
Warta Ekonomi, Jakarta -

Studi terbaru Kaspersky membuktikan keamanan online menduduki peringkat teratas sebagai faktor terpenting bagi kaum milenial dalam mencari "zona nyaman digital" mereka di rumah, terlepas dari kenyataan bahwa lebih dari sepertiga milenial (37%) berpikir mereka adalah target yang membosankan bagi para pelaku kejahatan siber.

Laporan global terbaru Kaspersky, More Connected Than Ever Before: How We Build Our Digital Comfort Zones, mengeksplorasi tentang bagaimana orang-orang mengubah kebiasaan dalam kehidupan mereka untuk tetap merasa nyaman dengan kehadiran teknologi. Meskipun para milenial memiliki tendensi untuk memperketat keamanan online mereka, nyatanya tindakan yang dilakukan menunjukkan cerita yang berbeda.

"Dengan banyak dari kita di seluruh dunia berada di masa karantina, peningkatan interaksi dan ketergantungan pada teknologi meningkat secara dramatis. Oleh karena itu, kami ingin melakukan penelitian yang akan mengungkap bagaimana tahun ini telah memengaruhi tindakan serta emosi kita terkait kehidupan digital," ujar Andrew Winton, Vice President Marketing di Kaspersky dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/7/2020).

Baca Juga: Kaspersky Ungkap Serangan Malware Targetkan 3 OS

Baca Juga: Data Tokopedia Bocor di Medsos, Apa Kata Pakar Keamanan Siber?

Dengan banyaknya milenial yang berpikir mereka terlalu membosankan untuk menjadi target para pelaku kejahatan siber, sebanyak 36% mengatakan sadar harus berbuat lebih banyak untuk memperkuat keamanan digitalnya, namun belum menjadikannya prioritas utama dalam to-do-list mereka.

Akibat normal baru yang memaksa banyak orang untuk bekerja dari rumah, rumah menjadi pusat teknologi bagi para milenial. Mereka sekarang menghabiskan hampir dua jam ekstra di dunia daring setiap hari dibandingkan dengan awal tahun, menjadikan rata-rata harian mereka mencapai 7,1 jam sehari.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: