Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PSI: Boro-Boro Mikirin Sekolah Online Karena...

PSI: Boro-Boro Mikirin Sekolah Online Karena... Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi -

Siswa kelas VII SMPN 1 Rembang, Jawa Tengah, Dimas Ibnu Elias, yang sekolah sendirian di kelas karena tak memiliki smartphone viral di media sosial. Mirisnya, ada banyak anak bernasib sama seperti Dimas.

Menurut pemerhati pendidikan dari Komisi Nasional Pendidikan (Komnas Pendidikan) Andreas Tambah, Dimas hanya satu dari banyak anak didik yang tidak bisa belajar karena tidak punya smartphone. Menurutnya, dalam kondisi pandemi virus corona ini sekolah-sekolah harus mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu untuk penghematan anggaran. 

"Lebih baik, biaya yang tidak urgent dialihkan untuk membantu siswa yang tidak mampu secara ekonomi seperti Dimas," ungkapnya.

Baca Juga: Resah! Gerindra: Pak Jokowi Tolong Bertindak, Copot Saja Nadiem!

Dimas merupakan putra dari Didik Suroyo dan Asiatun. Didik sehari-hari bekerja sebagai nelayan, sedangkan Asiatun merupakan buruh pengeringan ikan. Dimas diizinkan datang ke sekolah untuk belajar dengan metode tatap muka meski seorang diri.

Pihak sekolah sengaja membuat kebijakan khusus bagi siswa yang tidak memiliki gawai untuk belajar dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan.

Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bidang Eksternal Tsamara Amany mengatakan tidak mudah membawa sektor pendidikan Indonesia ke dunia digital. Untuk implementasi kebijakan itu, pemerintah harus mempersiapkan infrastruktur, termasuk smartphone dan kuotanya.

"Tak semua anak lahir dengan privilege, seperti Dimas. Boro-boro mikirin sekolah online, kalau ingin pendidikan online, pemerintah harus siap beri bantuan kuota dan smartphone atau laptop," ujarnya melalui @TsamaraDKI.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: