Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Nyangka! Oknum TNI Diduga Kuat Pemasok Senjata-senjata OPM

Gak Nyangka! Oknum TNI Diduga Kuat Pemasok Senjata-senjata OPM Kredit Foto: (Foto: Okezone)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seorang komandan West Papua Liberation Army (Tentara Pembebasan Papua Barat) blakblakan telah membeli senjata dari oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI). Menurutnya, oknum anggota militer Indonesia itu menjual senjatanya demi mendapatkan makanan di Papua.

Tentara Pembebasan Papua Barat—sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM)—telah melancarkan perang gerilya melawan TNI sejak 2018 dengan klaim untuk memerdekakan Papua Barat dari Indonesia.

Baca Juga: Mahfud MD ke TNI-Polri: Jangan Langgar HAM di Papua

Komandan daerah dataran tinggi Tentara Pembebasan Papua Barat, Brigadir Jenderal Egianus Kogeya, mengaku telah membeli senjata dan amunisi dari oknum militer dan polisi Indonesia.

Pasukan di bawah komando Kogeya telah mengklaim bertanggung jawab atas berbagai serangan mematikan dalam dua tahun terakhir, termasuk pembantaian terhadap 19 pekerja konstruksi jalan Indonesia di Nduga pada Desember 2018.

Kogeya, seperti dikutip RNZ, Senin (27/7/2020), menjelaskan bahwa biasanya oknum TNI terhubung dengan Tentara Pembebasan Papua Barat untuk penjualan senjata dengan berkomunikasi melalui bawahan di lapangan.

"Setelah disetujui oleh atasan mereka, transaksi dilanjutkan," kata Kogeya.

Menurut laporan media lokal, Suara Papua, Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Papua Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw mengatakan sirkulasi senjata api dan amunisi tetap menjadi perhatian serius bagi pasukan keamanan, terutama di Kepolisian Daerah Papua.

TNI sebenarnya juga telah mengenali pola praktik terlarang itu. Pada bulan Februari, sebuah pengadilan militer di Jayapura memenjarakan tiga oknum anggota TNI karena telah memasok amunisi kepada kelompok-kelompok kriminal bersenjata di Papua. Salah satu terpidana dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: