Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dewan Pers: Milenial Harus Kritis Soal Informasi Sawit dari Eropa

Dewan Pers: Milenial Harus Kritis Soal Informasi Sawit dari Eropa Kredit Foto: Dewan Pers
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai komoditas yang sangat potensial dan kaya manfaat, keberadaan industri sawit sejauh ini masih kerap dipandang secara keliru. Padahal, fakta membuktikan bahwa sumbangsih industri sawit terhadap kehidupan masyarakat dan negara sejauh ini sudah tak terbantahkan lagi.

Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Internasional Dewan Pers Agus Sudibyo menyampaikan, beberapa negara atau negara di Eropa pada umumnya membuat standar ganda, seperti soal pembantaian paus di Norwegia dan industri sawit. Mereka menentang industrialisasi sawit dengan alasan sawit menyebabkan orang utan terbunuh, tapi di saat yang sama membunuh paus dengan alasan konsumsi dan tradisi.

Baca Juga: Milenial, Jadilah Generasi Baru Pengembang Sawit Nasional!

"Ini negara yang maju (Norwegia), tapi punya tradisi membantai paus untuk dikonsumsi penduduknya," ujar Agus dalam keterangan pers, Senin (27/7/2020).

Agus menuturkan, suatu negara di Eropa Utara menolak industri sawit dengan alasan membuat orang utan mati dan hutan rusak.

"Bayangkan, ada negara yang menentang sawit, tetapi juga membunuh paus. Apakah paus lebih bisa dibunuh dibanding orang utan? Tentu tidak karena keduanya termasuk jenis binatang yang dilindungi oleh konvensi internasional," ujar Agus.

Agus menjelaskan, fakta perkebunan sawit memiliki masalah terhadap perlindungan orang utan itu memang tidak bisa dimungkiri. Namun, menurut Agus, harus dipilah-pilah sebab jangan sampai ulah satu dua perusahaan yang kebetulan tidak ramah lingkungan menjadikan semua perusahaan sawit kena.

"Ini mungkin dilema buat pemerintah, BPDP, dan Gapki yaitu bagaimana membuat semacam firewall antara perusahaan sawit," tutur Agus.

Sementara itu, Agus menilai generasi milenial adalah generasi yang kritis terhadap fakta dan informasi dari mana pun sumbernya.

"Kalau ada temen-temen yang mendapat informasi negatif tentang sawit dari Eropa misalnya, jangan langsung diabaikan, tapi juga jangan langsung dipercaya. Jadi informasi dipilah dulu, direnungkan dulu, dibandingkan dengan informasi lain, sehingga kita akan mendapatkan pengetahuan yang benar," pungkas Agus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: