Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pangkalan Militer AS Ini Lolos dari Bencana Alam, Ternyata...

Pangkalan Militer AS Ini Lolos dari Bencana Alam, Ternyata... Kredit Foto: CBC.ca
Warta Ekonomi, Washington -

'Perhatian. Tidak ada kondisi berbahaya lagi Lanjutkan operasi normal' begitulah kalimat pengumuman tanda berakhirnya peringatan darurat yang disiarkan resmi oleh Operator Pangkalan Militer Amerika Pearl Harbor.

Pengumuman ini disiarkan Joint Base Pearl Harbor-Informasi Hickam beberapa saat setelah bencana alam mengerikan baru saja melewati basis militer terbesar Amerika di Pulau Oahu, Hawaii seperti, Selasa (28/7/2020).

Baca Juga: Akurat Kenai Target, Rudal Zircon Rusia Bikin AS Panik karena...

Markas militer Amerika itu secara tak terduga lolos dari terjangan Badai Douglas. Padahal sebelumnya pengamat cuaca Amerika memprediksi badai perusak Kategori I yang memiliki kecepatan hingga di atas 50 knot atau 85 mph itu bakal menerjang bagia utara Pulau Oahu.

Badai Douglas pertama kali terpantau muncul oleh Pusat Badai pasifik dari National Weather Service. Badai terdeteksi muncul sejak Minggu malam waktu setempat sekira pukul 21:08 dengan mata badai berada sekitar 75 mil dari wilayah Honolulu menuju barat-barat laut dengan kecepatan awal 16 mph.

Informasi kemunculan badai itu sangat membuat militer Amerika ketakutan. Bahkan Angkatan Udara sampai-sampai menerbangkan Pesawat WC-130J ke pusat badai untuk mengumpulkan data.
Selama proses pengumpulan data itu, berbagai langkah antisipati dilakukan militer Amerika.

Operasi darurat digelar. Kapal-kapal perang milik Angkatan Laut dievakuasi menjauhi pulau itu untuk menghindari terjangan badai. Angkatan Udara juga memindahkan pesawat-pesawat mereka ke Lapangan Terbang Hickam.

Yang tak kalah mencekam, militer langsung mengeluarkan peringatan darurat bagi seluruh penghuni markas militer akan bahaya terjangan badai.

'Pangkalan Bersama Pearl Harbor-Hickam saat ini berada di Tropical Cyclone Condition of Readiness (TCCOR) 1, menunjukkan bahwa angin yang merusak dan berkelanjutan 50 knot atau lebih besar dapat terjadi dalam 12 jam.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: