Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

WHO Minta Larangan Bepergian Dihapus karena...

WHO Minta Larangan Bepergian Dihapus karena... Kredit Foto: Getty Images/AFP/Fabrice Coffrini
Warta Ekonomi, Jenewa -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan larangan pada perjalanan internasional tidak harus terus berjalan tanpa batas waktu. Menurut WHO negara-negara kini harus berbuat lebih banyak untuk mengurangi penyebaran virus corona baru atau Covid-19 di dalam perbatasan mereka.

Gelombang infeksi Covid-19 telah mendorong negara-negara untuk memberlakukan kembali beberapa pembatasan perjalanan dalam beberapa pekan belakangan. Kepala Program Kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan larangan perjalanan tidak berkelanjutan.

Baca Juga: WHO Dibeli China? Eh Tunggu, Sekjennya Bilang...

"Akan hampir mustahil bagi masing-masing negara untuk menutup perbatasan mereka untuk masa mendatang. Ekonomi harus terbuka, orang harus bekerja, perdagangan harus dilanjutkan," ujar Ryan seperti dikutip laman Al Jazeera, Selasa (28/7/2020).

"Yang jelas adalah tekanan pada virus mendorong angka-angka ke bawah. Lepaskan tekanan itu dan kasusnya naik kembali," ujarnya menambahkan.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan hanya dengan kepatuhan ketat pada langkah-langkah pencegahan, dari mengenakan masker hingga menghindari keramaian, dunia akan berhasil mengalahkan pandemi.

"Di mana langkah-langkah ini diikuti, kasus turun. Di mana tidak, kasus naik," katanya.

Tedros juga memuji Kanada, China, Jerman, dan Korea Selatan karena mengendalikan wabah. Tedros juga mengatakan komite darurat badan kesehatan PBB akan bersidang untuk memeriksa kembali deklarasi bahwa wabah Covid-19 merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Deklarasi PHEIC yang disebut menandai tingkat alarm tertinggi di bawah aturan kesehatan internasional harus dievaluasi ulang setiap enam bulan.

Sebelum Covid-19, WHO hanya membuat deklarasi seperti itu lima kali sejak Peraturan Kesehatan Internasionalnya berubah pada 2007 untuk flu babi, polio, Zika, dan dua kali untuk wabah Ebola di Afrika.

"Dari yang disebutkan, pandemi saat ini adalah yang paling mudah," kata Tedros.

Namun demikian, terdapat sedikit keraguan bahwa komite darurat akan mempertimbangkan bahwa pandemi masih merupakan darurat kesehatan masyarakat global. Meski, tetap berpotensi dapat mengubah beberapa rekomendasinya tentang bagaimana WHO dan dunia harus merespons.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: