Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Republik Waswas China Usik Pemilu AS Pakai TikTok

Republik Waswas China Usik Pemilu AS Pakai TikTok Kredit Foto: Reuters/Andrew Kelly
Warta Ekonomi, Washington -

Sekelompok Senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik meningkatkan tekanan pada TikTok dengan meminta pemerintah menyelidiki ancaman aplikasi itu dalam mempengaruhi pemilu AS.

Dalam surat bertanggal Selasa (28/7/2020), Marco Rubio, Tom Cotton dan anggota parlemen lainnya menyebut tuduhan penyensoran oleh TikTok pada konten sensitif termasuk video yang mengkritik perlakuan China pada minoritas Uighur serta upaya penyensoran oleh Beijing untuk memanipulasi diskusi politik dan aplikasi media sosial.

Baca Juga: Menjauh dari China, TikTok Mau Sediakan 10 Ribu Pekerjaan di ....

“Kami sangat khawatir bahwa Partai Komunis China dapat menggunakan kontrolnya pada TikTok untuk mendistorsi atau menipulasi percakapan politik untuk menyemai perselisihan antar warga Amerika dan mencapai hasil politik tertentu,” tulis para anggota parlemen dalam surat pada Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODHI), pelaksana kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) dan direktur Biro Investigasi Federal (FBI).

Juru bicara perusahaan media sosial itu menyatakan TikTok sangat proaktif menyelidiki keamanan aplikasinya dan mengambil pengalaman dari pemilu lalu.

“TikTok sudah memiliki kebijakan ketat melawan disinformasi dan kami tidak menerima iklan politik,” papar juru bicara TikTok yang menambahkan kebijakan konten dan moderasi dipimpin oleh tim di California dan tidak dipengaruhi oleh pemerintahan asing manapun.

FBI dan DHS belum merespon permintaan komentar. Pejabat ODNI mengonfirmasi menerima surat itu dan akan meresponnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyatakan China tidak berkepentingan pada pemilu AS dan meminta sejumlah orang di AS berhenti menekan perusahaan-perusahaan China.

Para anggota parlemen AS, termasuk Ted Cruz, Joni Ernst Thom Tilis, Kevin Cramer dan Rick Scott menyebut China dapat mendorong pendapat politik tertentu dan melancarkan operasi pengaruh melalui aplikasi milik Beijing ByteDance Technology Co itu.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: