Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Labil di Kuartal II, Harga CPO Juli Kembali Merona

Labil di Kuartal II, Harga CPO Juli Kembali Merona Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah bergejolak selama lebih dari tiga bulan, pelaku usaha, masyarakat, serta stakeholders di Indonesia kembali berjuang untuk menjalani tatanan hidup baru di tengah pandemi Covid-19 yang masif terjadi.

Sejumlah sektor industri yang sebelumnya sempat "terluka", saat ini kembali mengibarkan sayapnya agar tetap survive dan mencapai titik stabil. Industri perkebunan kelapa sawit, salah satu sektor industri yang tetap kebal meskipun digempur dari berbagai aspek, termasuk tren pergerakan harga yang tidak stabil dan membuat pelaku usaha "galau".

Baca Juga: Agustus 2020: Harga Referensi CPO Naik, Biji Kakao Turun

Berdasarkan data CIF Rotterdam, diketahui bahwa selama kuartal II-2020, monthly average price dari minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berada pada level US$565,8/MT. Dibandingkan periode Januari 2020, harga CPO yang tercatat tersebut 31,8 persen lebih rendah atau dengan selisih rata-rata sebesar US$264,2/MT. Meskipun demikian, pada periode Juli 2020, harga rata-rata CPO tersebut meningkat 16,7 persen dibandingkan kuartal II-2020 menjadi US$660,83/MT.

Tingkat produksi dan stok yang berkurang di Indonesia dan Malaysia, sebagai supplier 85 persen minyak sawit dunia, menjadi salah satu sentimen yang memengaruhi kenaikan harga tersebut. Analis Mirae Asset Sekuritas, Andy Wibowo Gunawan, memperkirakan bahwa produksi dan stok CPO domestik di akhir Juli 2020 turun masing-masing 10 persen dan 8,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Tidak hanya itu, relaksasi lockdown di berbagai negara importir minyak sawit dunia seperti China, India, dan Uni Eropa memengaruhi permintaan minyak sawit di negara-negara tersebut.

Lebih lanjut Andy menambahkan, kondisi tersebut mengakibatkan terjadi peningkatan volume ekspor CPO pada Juli hingga mencapai 4,8 persen dibandingkan periode sebelumnya di negara-negara yang bersangkutan. Sementara itu, harga CPO diperkirakan terus membaik karena dari sisi konsumsi domestik juga akan naik. Mengingat, pemerintah Indonesia yang saat ini tengah mengimplementasikan B30 dan terus melakukan uji coba untuk B40, hingga B100, dan green energy lainnya sehingga memiliki orientasi perubahan dominansi ekspor CPO menjadi serapan domestik.

Baca Juga: Bali Dukung Wacana Konser Artis Internasional di Indonesia

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: