Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alasan Logis yang Membuat Indonesia Bela-belain Gak Lockdown

Alasan Logis yang Membuat Indonesia Bela-belain Gak Lockdown Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian bersyukur Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mengambil kebijakan lockdown atau karantina wilayah di Indonesia untuk mencegah penyebaran Covid-19. Hal ini disebut setiap daerah di Indonesia memiliki latar belakang yang berbeda satu sama lainnya.

"Karena setiap daerah berbeda karakteristiknya, beda tantangannya, karena lockdown itu tidak sesederhana hanya mengunci daerah," ujar Tito Karnavian saat berada di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (7/8/2020).

Karantina wilayah atau lockdown, lanjut Tito, bisa direalisasikan bila dua syarat utama terpenuhi. Pertama situasi geografis yang mendukung dan ada batas alam yang memungkinkan adanya penutupan wilayah.

"Kemudian ada kekuatan ekonomi dan keuangan untuk masyarakat tinggal di rumah masing-masing supaya tidak terjadi penularan," ucapnya.

Baca Juga: Filipina Di-lockdown Lagi, Pesan Duterte: Saya Paham Kalian Lelah

Mantan Kapolri itu menambahkan, Indonesia merupakan negara yang besar, satu daerah dengan daerah lainnya sama-sama saling melengkapi.

"Selandia Baru, Korea Selatan itu bisa lockdown karena (wilayah-red) mereka kecil. Areanya saja dengan Provinsi Jawa Timur, Selandia Baru saja penduduknya masih kalah dengan Kabupaten Malang. Kalau negara kecil, itu bisa dan mudah. Tapi ini Indonesia, tidak mudah, negaranya luas dan besar," ujarnya.

Berkaca pada aturan yang ada, Tito menerangkan, lockdown tak bisa sesederhana itu. Perlu adanya ketaatan masyarakat dan itu disebutnya sulit mengingat ada persoalan ekonomi yang harus dipenuhi setiap warga.

"Lockdown itu dalam undang-undang kita, orang luar tidak boleh masuk ke daerah itu, orang dari dalam tidak boleh keluar, dan semua harus ada di rumah," tuturnya.

Baca Juga: Gak Main-Main, Alasan RI Gak Lockdown Dibongkar Luhut, Ngeri Bos!

"Antar kabupaten/kota tidak ada batasnya, batas alamnya sulit. Pergerakan mobilitas masyarakat sangat tinggi. Jalan tol bisa ditutup, kereta api bisa dihentikan, tapi jalan tikus tidak bisa dihentikan dan ditutup," katanya.

Oleh karena itu Tito menyebut perlu cara lain yang selain melakukan karantina wilayah atau lockdown, salah satunya dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Harus ada cara lain, karantina rumah, rumah sakit, PSBB. Tapi kita menemukan formula bahwa semua orang harus melakukan proteksi. Proteksi ini paling efektif adalah masker, cuci tangan, jaga jarak, kerumunan sosial," tuturnya.

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitriyani

Bagikan Artikel: