Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Khofifah Sesumbar Jika PHK di Jatim Paling Rendah

Khofifah Sesumbar Jika PHK di Jatim Paling Rendah Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Malang -

Gubernur Jawa Timur atau Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengklaim wilayahnya tidak terdampak signifikan secara ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang merebak. Hal ini disampaikan Khofifah dihadapan Mendagri Tito Karnavian saat melakukan kunjungan di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Jumat (7/8/2020).

Menurutnya ada beberapa faktor yang membuat perekonomian di Jawa Timur tak terlalu buruk meski pandemi Covid-19 merebak. Pertama angka investasi di Jawa Timur yang disebut mengalami peningkatan hingga 59,2 persen.

"Kami ingin menyampaikan sebagai syukur dan nikmat angka investasi di Jatim mengalami peningkatan 59,2 persen. Angka PMA (Penanaman Modal Asing) dan PNDM (Penanaman Modal dalam negeri) jadi titik penyemangat kami didalam pandemi Covid-19, kepercayaan investor di Jatim cukup tinggi," ujar Khofifah.

Baca Juga: Risma Klaim Wilayahnya Zona Hijau, Langsung Dijewer Bu Khofifah!

Faktor kedua selain investasi yang meningkat yakni angka pemutusan hubungan kerja (PHK) di Jatim yang masih bisa dikendalikan.

"Posisi Jatim sampai akhir Juni kemarin, PHK terendah di Jawa ada di Jatim, artinya koordinasi kami di Forpimda provinsi dan kota kabupaten sangat baik kalau semua berjalan seiring itu," tuturnya.

Karena itu mantan menteri sosial ini terus mengingatkan protokol kesehatan Covid-19 harus seiring dan sejalan dengan penguatan sektor ekonomi.

"Kami berharap suasana kondusif ini bisa menjadi penguatan ekonomi, seminggu lalu ada klaster baru, dan kami koordinasi dengan bupati dimana orang - orang berkerumun kalau kita tidak menjaga dengan sangat hati - hati," tukasnya.

Baca Juga: Menaker Klaim Buruh yang Di-PHK Sudah Bisa Bekerja Lagi

Di Jawa Timur sendiri hingga Jumat malam berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 provinsi terdapat penambahan kasus positif sebanyak 378, sehingga total menjadi 24.493 kasus. Dari jumlah tersebut 5.438 masih menjalani perawatan, 17.221 orang dinyatakan sembuh, dan 1.834 orang meninggal dunia.

Sedangkan pasien suspek mencapai 11.037 orang, probable sebanyak 1.134 orang, menjalani isolasi 5.881 kasus. Selanjutnya angka kematian pasien suspek mencapai 1.319 kasus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: