Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pegang Uang di Tengah Resesi, Pentingkah?

Pegang Uang di Tengah Resesi, Pentingkah? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Bogor -

Cash is king dalam kondisi ketidakpastian ekonomi Indonesia saat ini menjadi topik yang sangat penting. Ancaman resesi karena pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 minus 5,3% secara tahunan (year on year/yoy) menjadikan uang tunaisebagai hal yang sangat penting.

Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini mengatakan, pada saat situasi krisis seperti saat ini memang uang tunai menjadi hal yang sangat penting. Namun, bukan berarti semua kebutuhan bisa dipenuhi oleh uang tunai.

Terkait hal tersebut, bacalah fakta-fakta mengenai cash is king atau penting memegang uang tunai, Jakarta berikut ini:

Baca Juga: Akankah Pekerja Informal Dapat BLT Rp600 Ribu?

Baca Juga: Transaksi Non-tunai di SPBU Wilayah Ini Naik 185%, Karena Apa?

1. Tidak Cukup Meng-cover Semua Kebutuhan

Menurut Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini, jika hanya mengandalkan uang tunai yang dalam hal ini berupa dana darurat, tidak akan cukup untuk memenuhi semua kebutuhan. Mengingat kebutuhan di saat pandemi ini sangat besar.

"Benar cash is king dalam kondisi seperti ini. Tapi kan tidak semuanya kalau kita hanya mengandalkan cash saja kebutuhan yang namanya emergency itu tidak bisa ditebak berapanya karena itu jika tidak bisa kalau kita hanya mengandalkan cash saja kebutuhan akan cash itu akan sangat besar," jelasnya.

2. Siapkan Sumber Dana Selain Dana Darurat

Selain dana darurat, dirinya juga menyarankan untuk menyiapkan dana dalam investasi, lalu menggunakan asuransi seminimalnya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan.

"Yang harus kita sediakan tadi ya dana darurat tadi gabungan dengan investasi kita. Kalau mengandalkan itu akan sangat besar. Oleh karena itu disiasati dengan adanya asuransi," kata Mike.

Menurut Mike, nantinya likuiditas ini lah yang akan digunakan untuk menghadapi situasi tersulit seperti resesi ekonomi karena pandemi. Sehingga pada saat situasi seburuk apapun sudah bisa tercover seluruhnya.

3. Tunda Keperluan Konsumtif

Perencana Keuangan Andi Nugroho mengatakan pengeluaran juga harus bisa dipilah-pilah. Ada baiknya pengeluaran yang sifatnya tidak terlalu penting atau yang sifatnya untuk memenuhi kebutuhan lifestyle ada baiknya untuk ditunda.

"Misalnya oh ingin jajan Boba kopi hal hal seperti itu yang saran saya kurangi lagi. Karena kita mau alokasikan dana tersebut kita alokasikan untuk dana darurat," kata Andi.

4. Investasi yang Mudah Dicairkan

"Kalau mau investasi boleh tapi taruhlah di instrumen investasi yang cenderung rendah risikonya. Misalnya di deposito lah logam mulia misalnya gitu dibandingkan misalnya di pasar saham kecuali dia trader," jelas Perencana Keuangan Andi Nugroho.

5. Uang Cash Jadi Modal Ketika Situasi Sulit

Perencana Keuangan Andi Nugroho mengatakan, alasan mengapa uang cash menjadi sangat penting adalah agar bisa menjadi modal ketika situasi sulit menerpa. Misalnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada perusahaan tempat bekerja.

Atau bagi mereka yang menjalankan bisnis juga bisa saja terkena dampak. Misalnya bisnis yang dijalankan bangkrut karena penjualan tidak seimbang dengan pemasukan.

"Bisa dibilang seperti itu. Karena kan istilahnya kalau terjadi resesi kemungkinan bisa terjadi pengurangan karyawan ataupun kita punya bisnis mungkin pertumbuhan bisnis kita berkurang," ujarnya.

Baca Juga: Bali Dukung Wacana Konser Artis Internasional di Indonesia

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: