Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Gandeng PLN dan Inalum Bikin Baterai Mobil Listrik

Pertamina Gandeng PLN dan Inalum Bikin Baterai Mobil Listrik Kredit Foto: Reuters/Jason Lee
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina (Persero) bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum dan PT PLN (Persero) bekerja sama membangun industri baterai kendaraan listrik.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan, hal tersebut merupakan salah satu upaya perseroan untuk memenuhi kebutuhan energi baru terbarukan (EBT) yang akan meningkat dalam 10 tahun mendatang.

"Untuk merespons transisi ke arah electric vehicle, Pertamina akan masuk ke bisnis ini, membangun pabrik baterai EV. Kami sudah bekerja sama dengan Inalum dan PLN untuk membangun pabrik baterai karena Indonesia punya bahan baku cukup banyak," ujar Nicke dalam webinar, Senin (10/8/2020).

Baca Juga: PLBC Operasi Penuh, Pertamina Yakin Tingkatkan Kemandirian Energi

Baca Juga: Isi Bensin di Pertamina Selama Agustus, Cashback-Nya 30%

Nicke menjelaskan, dalam proses kerja sama tersebut, nantinya Inalum akan fokus di hulu untuk memasok bahan baku, sedangkan PLN akan fokus di hilir sebagai distributor.

Sementara Pertamina berada di tengah-tengah prosesnya. Di luar hal tersebut, Pertamina tetap fokus pada pelayanan publik dalam penyediaan energi bagi masyarakat. 

Nicke menuturkan, nantinya bahan baku yang diproduksi Inalum juga akan dibuat menjadi baterai yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga matahari atau solar panel.

"Baterai ini bukan hanya untuk transportasi saja, tapi juga bisa digunakan remote area untuk rumah. Jadi suplai listrik bisa jadi baterai. Solar EV bisa digunakan sebagai distributor di area yang tak perlu storage besar, kan butuh backup power system yang sifatnya modular," tutur Nicke.

Selain itu, Nicke menilai bisnis dari Pertamina bakal terus ditingkatkan sebab pihaknya akan ikut bermain untuk mengembangkan bisnis petrokimia (petrochemical). Dengan begitu, diharapkan nantinya Indonesia dapat mengurangi impor dan mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk bahan baku obat-obatan.

"Kami melakukan product development dari turunan petrochemical. Terakhir akan membangun pabrik bahan baku obat, kami akan bekerja sama dengan perusahaan farmasi di output Kilang Cilacap," ujar Nicke.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: