Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebut Ekonomi RI Lewati Titik Terendah, Airlangga Ngelantur?

Sebut Ekonomi RI Lewati Titik Terendah, Airlangga Ngelantur? Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa siklus ekonomi Indonesia telah melewati titik terendah dan saat ini dalam kondisi naik. Ia pun mengungkapkan sejumlah indikator ekonomi nasional mulai menunjukkan perbaikan. Salah satunya adalah kinerja sektor manufaktur Indonesia yang mulai membaik pada Juli lalu.

Data yang dilansir IHS Markit menyatakan, indeks sektor manufaktur yang kerap disebut sebagai Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager Index/PMI) di angka 46,9 atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang menempati posisi 39,1.

Baca Juga: Ekonomi RI Melorot, Eh Airlangga Berkelit: Gak Lebih Parah dari..

"Kemudian Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga mengalami peningkatan dari 77 menjadi 83,8. Selain itu, beberapa sektor emiten membukukan positif sehingga kita melihat bahwa ekonomi kita sudah meninggalkan titik terendahnya," kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (11/8/2020).

Sementara itu, dari sisi inflasi inti, jumlah permintaaan barang dan jasa mengalami peningkatan di bulan Juli. Di sektor perdagangan internasional, ekspor Juni meningkat hingga US$12 miliar.

Airlangga mengatakan, perekonomian Indonesia mengalami kontraksi hingga minus 5,32% secara tahunan pada kuartal II-2020. Meski demikian, kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan dengan negara lain di dunia.

"Indonesia relatif lebih baik sebab negara lain jatuhnya lebih dalam, termasuk Inggris sudah mengalami dua kali resesi, dari -1,7% hingga -19,9%, Hong Kong dan Singapura jatuh lebih dalam, dan Turki serta Brazil, dan India bahkan minus -18%," ucap Ketua Umum Partai Golkar itu.

Sementara itu, Ekonom Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Arianto Patunru, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal II -5,32% patut diwaspadai. Menurutnya, Indonesia terbilang lebih beruntung.

Paling tidak, sampai saat ini ekonomi belum mengalami resesi. Namun, kondisinya sudah sangat riskan menuju jurang resesi.

"Pertumbuhan kita yang -5,32% ini adalah yang terparah sejak krisis keuangan Asia 1997-1998. Semua pihak perlu berhati-hati pada kemungkinan depresi. Depresi terakhir terjadi tahun 1930-an yang dikenal sebagai Great Depression. Ini adalah akumulasi dari resesi berkepanjangan yang terjadi bukan hanya dua kuartal, tapi bertahun-tahun," kata Arianto.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: