Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jalan Rumit Microsoft yang Ingin Beli TikTok

Jalan Rumit Microsoft yang Ingin Beli TikTok Kredit Foto: Reuters/Andrew Kelly
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketertarikan Microsoft membeli operasional Tiktok di Amerika Serikat (AS) akan melewati prosedur rumit; berpotensi menguji kesabaran pemerintahan Presiden Donald Trump.

Sekadar informasi, Trump memberi Microsoft waktu hingga 15 September untuk menyusun cetak biru pembelian terhadap TikTok. Tak cuma itu, ia juga telah memerintahkan pemboikotan jika nantinya negosiasi pembelian itu gagal.

Microsoft tengah merundingkan masa transisi untuk menghapus teknologi ByteDance dari TikTok sepenuhnya, setelah keduanya mencapai kesepakatan. "Penghapusan yang Trump dan anggota parlemen inginkan itu bisa memakan waktu satu tahun atau lebih," ujar beberapa sumber yang meminta namanya tak disebut, dikutip dari Reuters, Rabu (12/8/2020).

Baca Juga: Selain Microsoft, Perusahaan Ini Juga Minat Beli TikTok

Baca Juga: Gegara Sanksi Amerika, Huawei Terancam Kehabisan ....

Secara fungsional dan teknis, TikTok mirip dengan Douyin milik Bytedance di China. Karena itu, TikTok berbagi sumber daya teknis yang sama dengan properti milik ByteDance. 

Namun, sumber berujar, "ByteDance mulai memisahkan teknologi TikTok beberapa bulan lalu, di tengah meningkatnya pengawasan dari pemerintah AS." Dari situ, perusahaan berniat memisahkan bisnis internasional sebagai strategi mengalihkan kekuatannya dari pasar China.

Kode aplikasi TikTok pun telah terpisah dari Douyin; sedangkan kode server masih sama, menurut sumber itu. Sekadar informasi, kode server menyediakan fungsionalitas dasar aplikasi, seperti penyimpanan data, algoritme moderasi dan rekomendasikan konten, serta pengelolaan profil pengguna.

"Untuk memastikan layanan TikTok tak terganggu, Microsoft tampaknya perlu mengandalkan kode ByteDance saat meninjau dan merevisi kode, lalu memindahkannya ke infrastruktur back-end baru guna melayani pengguna," begitu menurut Pakar Keamanan Siber, Ryan Speers dari Loop Security.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: