Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Pandemi, Pedagang Tradisional Kudu Manfaatkan Teknologi

Hadapi Pandemi, Pedagang Tradisional Kudu Manfaatkan Teknologi Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama pandemi Covid 19, Pedagang Grosir dan Eceran FMCG (Fast Moving Consumer Goods) menjadi salah satu pelaku bisnis yang terkena dampak karena adanya pembatasan fisik yang menimbulkan kendala terhadap rantai suplai produk-produk FMCG. Dampak ini perlu diatasi karena produk-produk FMCG termasuk di dalamnya kebutuhan bahan pokok tetap sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

"Sebaiknya, para pedagang tradisional ini tetap mengambil peluang di tengah pandemi agar tetap eksis dan tidak terkena dampak lebih lanjut dari pandemi. Salah satunya, dengan memanfaatkan teknologi dan digitalisasi. Di era digital, kegiatan transaksi online menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Cepat atau lambat, digitalisasi bisnis ini pasti akan terjadi dan akan dilakukan," ujar peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, Rabu (12/8/2020).

Baca Juga: Huawei Luncurkan Solusi Digital Payment Berbasis Cloud

Kelangsungan aktivitas para pedagang tradisional memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data Euromonitor International 2018, mayoritas masyarakat Indonesia, India, dan Filipina berbelanja di toko kelontong.

Dari nilai pasar ritel senilai Rp7,5juta triliun, sebanyak Rp 6,85 juta triliun atau sekitar 92 persen diantaranya merupakan transaksi di toko kelontong.

Namun, di saat ini ada beberapa kendala yang mereka hadapi. Kendala tersebut di antaranya biaya logistik yang tinggi dan kesulitan mendapatkan barang laku tepat waktu, terutama akibat dari pandemi Covid 19 yang terjadi. Dengan demikian, penting untuk memastikan pemenuhan suplai sampai ke warung-warung sehingga masyarakat tidak kesulitan dalam mengakses barang dan tentu mencegah instabilitas harga.

"Maka, peran B2B e-commerce maupun marketplace menjadi penting dalam membantu para pedagang tradisional untuk dapat memanfaatkan teknologi, di mana hal ini sejalan dengan imbauan pemerintah untuk melakukan konversi ke digital di masa pandemi untuk mengatasi masalah pada rantai suplai," lanjut Ahmad.

Digitalisasi mampu mengatasi hambatan pada sisi supply chain sehingga kendala pelaku usaha ritel konvensional dapat lebih mudah teratasi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: