Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lenovo Raih Laba US$13,3 Miliar, Bisnis Ponsel Terdampak

Lenovo Raih Laba US$13,3 Miliar, Bisnis Ponsel Terdampak Kredit Foto: REUTERS/Albert Gea
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lenovo Group hari ini mengumumkan pendapatan Grup pada kuartal pertama sebesar US$13,3 miliar, naik hampir 7% tahun-ke-tahun (naik 10% tahun-ke-tahun tidak termasuk dampak mata uang).

Pendapatan sebelum pajak tumbuh 38% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya menjadi US$332 juta. Sementara, laba bersih juga meningkat 31% year-on-year menjadi US$213 juta. Laba per saham dasar untuk kuartal pertama adalah 1,80 sen AS atau 13,95 HK sen.

Baca Juga: Lenovo Pamerkan Lenovo 7i, Ini Spesifikasinya

"Sementara dunia terus menghadapi tantangan, Lenovo berfokus pada memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan melalui bisnis inti kami serta peluang layanan dan solusi baru yang dihadirkan oleh transformasi," ujar Yang Yuanqing, Lenovo Chairman dan CEO, Kamis (13/8/2020).

Intelligent Devices Group (IDG) Lenovo menjadi penyumbang kinerja perusahaan yang kuat. Grup PC dan Perangkat Cerdas (PCSD), salah satu dari dua unit bisnis IDG, meningkatkan pendapatan sebesar dua digit tahun-ke-tahun menjadi US$10,6 miliar. Pendapatan sebelum pajak mencapai US$670 juta, naik hampir 28% tahun-ke-tahun, sedangkan profitabilitas industri meningkat hampir 1 poin ke rekor baru 6,3%.

Pasar PC secara signifikan mengungguli perkiraan industri tentang penurunan pasar. Demikian pula, ada pertumbuhan tahunan yang kuat (45%) dalam pendapatan bisnis konsumen di seluruh dunia. Didorong oleh keberhasilan ini, pendapatan tumbuh 30% di EMEA dan 18% di China. Bisnis e-commerce di seluruh dunia memiliki performa yang luar biasa dengan pertumbuhan pendapatan lebih dari 50% tahun-ke-tahun.

Melihat ke masa depan, perusahaan berharap permintaan PC yang kuat ini akan menjadi tren jangka panjang. Hasilnya, Lenovo akan fokus pada produk-produk inovatif yang beradaptasi dengan lingkungan global baru, memperkuat rantai pasokan globalnya untuk memenuhi permintaan yang tumbuh pesat, terus mengembangkan platform e-commerce, dan fokus pada segmen pertumbuhan tinggi untuk mendorong pertumbuhan pasar.

Unit bisnis kedua IDG, Mobile Business Group (MBG), meski masih terkena dampak Covid-19 dan nilai tukar mata uang, telah meningkatkan momentum dengan pendapatan yang meningkat 33% selama kuartal terakhir. Meskipun pendapatan menurun dari tahun ke tahun, volume penjualan melebihi volume tahun ke tahun di pasar-pasar utama seperti Amerika Latin, Amerika Utara, dan Eropa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: