Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Arkeolog Temukan Tempat Tidur Manusia Purba Tertua, Seperti Apa?

Arkeolog Temukan Tempat Tidur Manusia Purba Tertua, Seperti Apa? Kredit Foto: Getty Images/Canopy
Warta Ekonomi, Jakarta -

Arkeolog dari Afrika Selatan menemukan lapisan dasar yang dibuat oleh manusia purba.  Mereka menempatkan seikat rumput di atas lapisan abu dan menggunakannya sebagai alas tidur. Kedengarannya mendasar, tetapi tempat tidur Zaman Batu ini lebih canggih daripada yang terlihat pada pandangan pertama.

“Kami melaporkan penemuan hamparan rumput yang digunakan untuk menciptakan area yang nyaman untuk tidur oleh orang-orang yang tinggal di Gua Perbatasan setidaknya 200.000 tahun yang lalu,” ujar penulis studi baru yang menarik yang diterbitkan di jurnal Science, Jumat (14/8/2020).

Dikutip dari Gizmodo, Border Cave, tempat perlindungan batu ditemukan ini terletak di Pegunungan Lebombo dekat perbatasan Afrika Selatan dan eSwatini (sebelumnya Swaziland). Tempat ini dihuni sesekali oleh manusia dari sekitar 227.000 tahun hingga 1.000 tahun lalu.

Alas rumput yang ditemukan di sini sekarang adalah yang tertua dalam catatan arkeologi. Catatan sebelumnya adalah alas rumput berusia 77.000 tahun dari Sibudu, Afrika Selatan. Butchered bones, peralatan batu, dan lukisan gua jelas memberikan gambaran sekilas tentang keberadaan Paleolitik.

Ada begitu banyak hal tentang orang-orang zaman batu yang tidak kita ketahui, termasuk beberapa aspek kehidupan sehari-hari yang lebih biasa. Namun, tanpa bukti yang diperlukan, para arkeolog tidak dapat mengambil kesimpulan. Materi tumbuhan tidak terawetkan dengan baik dalam rentang waktu yang sangat lama, menyoroti pentingnya bukti baru yang ditemukan di gua perbatasan

Penampungan batu ini cukup besar, dengan bagian interior terlindung dengan baik dari unsur-unsurnya. Itu memungkinkan pengawetan yang sangat baik dari bahan organik yang tersembunyi di dalamnya.

"Penggalian di Border Cave dari 2015 hingga 2019 mengungkap jejak fosil rumput fana", kata penulis utama studi baru dan profesor arkeologi di Universitas Witwatersrand di Afrika Selatan, Lyn Wadley.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: