Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Masuk Fortune, CERI: Pertamina Tak Lakukan Efisiensi Bisnis

Tak Masuk Fortune, CERI: Pertamina Tak Lakukan Efisiensi Bisnis Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina (Persero) terus berupaya meningkatkan kinerja perusahaan sehingga tetap dapat disejajarkan dengan perusahaan dunia yang tercatat dalam daftar Fortune Global 500. Fortune Global 500 adalah ajang tahunan yang dilakukan oleh majalah Fortune dengan tolak ukur utama di antaranya besaran pendapatan.

VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, menyampaikan, keyakinan ini mengacu pada kinerja tahun 2019, di mana pendapatan mencapai US$54,58 miliar dan laba US$2,5 miliar.

Baca Juga: Kejar Target, Pertamina EP Kebut Proyek Recovery CPP Gundih

"Tahun ini Pertamina tidak terdaftar dalam pemeringkatan Fortune Global 500. Namun, dengan total pendapatan mencapai US$54,58 miliar, kinerja Pertamina menyamai perusahaan dunia yang menempati posisi 198, yaitu Nippon Steel Corporation dengan pendapatan US$54,45 miliar," ujar Fajriyah dalam keterangan pers, Jumat (14/8/2020).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, menjelaskan bahwa kinerja keuangan Pertamina pada tahun 2019 lebih buruk dari tahun 2018. Usman menilai, banyaknya akuisisi blok migas di luar negeri dari hasil pinjaman global bond sekitar US$10 miliar telah membebani keuangan Pertamina dan ternyata hasil produksinya tidak signifikan dengan uang yang telah dikeluarkan oleh Pertamina.

"Direksinya tidak mampu melalukan terobosan dalam bentuk inovasi dan efisiensi, makanya aneh kalau Nicke Widyawati tetap dipertahankan sebagai Dirut Pertamina oleh Menteri BUMN Erick Thohir," ujar Usman saat dihubungi, Jumat (14/8/2020).

Sebagai informasi, di bawah posisi peringkat 198 tersebut, terdapat beberapa perusahaan global terkenal lainnya, seperti Goldman Sachs Group, Morgan Stanley, Caterpillar, dan LG Electronic yang berada di posisi 202-207 dengan pendapatan sekitar US$53 miliar. Sementara, perusahaan energi dunia lainnya seperti Repsol dan ConocoPhilips bahkan berada di peringkat 245 dan 348.

Usman menuturkan, perusahaan lain masih tetap eksis sebab dapat cepat tanggap mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi di dunia ini, salah satunya berhasil melakukan efisiensi dalam aktivitas bisnisnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: