Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Riset Sebut Kelompok Sayap Kanan Inggris Lebih Ekstrem Rasis

Riset Sebut Kelompok Sayap Kanan Inggris Lebih Ekstrem Rasis Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, London -

Kelompok sayap kanan Inggris menjadi lebih rasis secara terbuka dan "jauh lebih ekstrem secara ideologi," menurut sebuah laporan.

Laporan Hope Not Hate, sebuah kelompok kampanye anti-fasisme, mengatakan selama bertahun-tahun dominasi tokoh fasis seperti Tommy Robinson yang fokus menyerang muslim, menyebabkan meningkatnya nasionalisme kulit putih di negara itu.

Laporan tersebut, yang masih akan dirilis tetapi sudah dibaca oleh The Independent, menemukan bahwa pertumbuhan Patriotic Alternative Group, yang secara terbuka menyerukan agar non-kulit putih dikeluarkan dari Inggris, menunjukkan "pergeseran ke arah politik rasial yang lebih terbuka" .

Aktivis sayap kanan Inggris menjadi "jauh lebih ekstrim secara ideologi," ujar penulis laporan itu, Simon Murdoch, seperti dikutip oleh harian Inggris. Dia mengatakan perubahan sikap itu dipicu oleh protes Black Lives Matter (BLM), yang disebabkan pembunuhan George Floyd oleh seorang petugas polisi di AS, dan meningkatnya penyeberangan imigran dari Prancis ke Inggris.

“Ada lebih banyak kemauan untuk mendiskusikan rasisme secara umum saat ini,” kata Murdoch.

Desas-desus bahwa pengunjuk rasa BLM akan menyerang patung Winston Churchill di Parliament Square, setelah patung pedagang budak abad ke-17 Edward Colston digulingkan di Bristol, menyebabkan ribuan anggota sayap kanan dari berbagai kelompok datang ke London untuk "mempertahankan" patung tersebut.

The Football Lads Association, English Defense League (EDL) dan Britain First termasuk di antara kelompok fasis yang mengorganisir protes balasan. Mereka menyerang polisi, jurnalis dan pengunjuk rasa BLM di Parliament Square, White Hall dan Trafalgar Square, memeragakan salam Nazi dan meneriakkan slogan-slogan rasis, yang sebagian besar tertangkap kamera.

Murdoch mengatakan bahwa kelompok dan aktivis dominan di sayap kanan Inggris, seperti mantan pemimpin EDL, Tommy Robinson, yang bernama asli Stephen Christopher Yaxley, fokus menyerang kelompok Islam dalam beberapa tahun terakhir dan meninggalkan rasisme terang-terangan kepada “fasis ekstrem”.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: