Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ingin Jaga Hati Palestina, Arab Saudi Tolak Hubungan Israel

Ingin Jaga Hati Palestina, Arab Saudi Tolak Hubungan Israel Kredit Foto: Khabar12 News
Warta Ekonomi, Riyadh -

Arab Saudi menegaskan tidak akan mengikuti jejak Uni Emirat Arab (UEA) dalam membangun hubungan diplomatik dengan Israel. Saudi mengatakan tidak akan sepakat memiliki hubungan kerja sama dengan Israel sampai telah menandatangani perjanjian perdamaian yang diakui secara internasional dengan Palestina.

Pekan lalu, UEA menjadi negara Teluk pertama yang menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Kesepakatan itu ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) yang meningkatkan prospek kesepakatan serupa dengan negara-negara Arab lainnya termasuk Arab Saudi.

Baca Juga: Memanas, Jenderal Besar Pakistan Sambangi Arab Saudi

Namun demikian, setelah berhari-hari diam dan menghadapi tekanan AS untuk mengumumkan kesepakatan serupa, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengesampingkan kemungkinan itu sampai masalah Palestina diselesaikan.

"Perdamaian harus dicapai dengan Palestina berdasarkan perjanjian internasional sebagai prasyarat untuk normalisasi hubungan," ujar Pangeran Faisal selama kunjungan ke Berlin dikutip laman Al Jazeera, Kamis (20/8/2020).

"Setelah itu tercapai, semuanya mungkin," ujarnya menambahkan dalam komentar yang sejalan dengan sikap Arab Saudi sebelumnya tentang masalah tersebut.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan, AS mengharapkan Saudi untuk bergabung dengan perjanjian yang diumumkan pekan lalu oleh Israel dan UEA untuk menormalkan hubungan diplomatik dan menjalin hubungan baru yang luas.

"Saya setuju," jawab Trump pada Rabu ketika ditanya pada konferensi pers Gedung Putih apakah dia mengharapkan Arab Saudi untuk bergabung.

Di bawah perjanjian dengan UEA yang ditengahi Trump, Israel setuju untuk menangguhkan rencana pencaplokan wilayah Tepi Barat yang diduduki. Perjanjian tersebut juga memperkuat penentangan terhadap kekuatan regional Iran, yang oleh UEA, Israel, dan AS dipandang sebagai ancaman utama di Timur Tengah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: