Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kerja Sama Vaksin Covid-19, Erick: Bio Farma Bukan Tukang Jahit

Kerja Sama Vaksin Covid-19, Erick: Bio Farma Bukan Tukang Jahit Kredit Foto: Mochamad Rizky Fauzan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir, menyampaikan bahwa kerja sama antara Bio Farma dengan perusahaan farmasi asal China, Sinovac, saling menguntungkan.

Pada Kamis Malam (20/8/2020), Erick menyambangi China bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk melihat penandatanganan kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac.

Baca Juga: Pemerintah Borong 40 Juta Vaksin Covid-19 dari China

"Dalam kunjungan ini, kita ingin memastikan transformasi industri kesehatan kita di mana Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac adalah sebuah kerja sama yang win-win, menang-menang," ujar Erick dalam jumpa pers virtual, Kamis (20/8/2020).

Erick menjelaskan bahwa Bio Farma bukanlah seperti tukang jahit. "Bio Farma tidak tukang jahit, tetapi Bio Farma adalah sebuah kesepakatan dengan Sinovac ada yang namanya transfer knowledge, transfer technology. Ini yang tentu perlu digarisbawahi," ujar Erick.

Mantan bos Inter Milan itu menngatakan, prinsip tersebut dipegang saat menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi China yang lain, yakni Sinopharm dan CanSino. Menurut Erick, Indonesia tak sekadar jadi pembeli.

Disaksikan Retno dan Erick, Bio Farma dan Sinovac memperkuat kerja sama vaksin dengan menandatangani dua dokumen.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, Bio Farma menyepakati kerja sama Preliminary of Purchase and Supply of Product Bulk Covid-19 Vaccine dengan Sinovac. Penandatanganan kerja sama ini dilakukan di Kota Sanya, Cina, pada Kamis, 20 Agustus 2020.

"Preliminary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Product of Covid 19 Vaccine menyepakati komitmen ketersediaan bulk vaccine hingga 40 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021," ujar Retno dalam pers virtual, Kamis (20/8/2020).

Retno mengungkapkan, dalam perjanjian komitmen MoU, kapasitas bulk vaccine setelah Maret 2021, Sinovac akan memberikan prioritas utama pada Bio Farma untuk suplai bulk vaccine setelah Maret 2021 hingga akhir 2021.

Kerja sama ini terbilang cukup panjang. Retno mengutarakan, vaksin Merah Putih akan terus dikembangkan dengan tujuan kemandirian vaksin nasional. Selain itu, setelah kunjungan di Sanya, China, Retno dan Erick akan bertandang ke Uni Emirat Arab. Retno berkata mereka bakal menyampaikan hasil kunjungan di Sanya pada pihak UAE.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: