Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Uji Klinis Ditutupi, Vaksin Rusia Timbulkan Banyak Efek Samping

Uji Klinis Ditutupi, Vaksin Rusia Timbulkan Banyak Efek Samping Kredit Foto: Reuters/Anton Vaganov
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kabar mengejutkan muncul hari ini terkait vaksin corona buatan Rusia. Proses uji coba yang terbilang sangat singkat membuat para peneliti mempertanyakan keefektifan dan efek sampingnya.

Vaksin yang dikaitkan dengan Presiden Rusia saat ini, Vladimir Putin, dianggap banyak menutupi tiap tahap uji yang dilakukan. Namun, kini perlahan mulai terungkap. Sebut saja, jumlah relawan yang ikut uji klinis ternyata tak sampai 50 orang.

Vaksin Rusia yang banyak dipuji dan telah terdaftar sebagai penanganan Covid-19 nyatanya hanya dites pada 38 sukarelawan dewasa yang sehat, lapor kantor berita Fontanka. Dokumen telah diserahkan Rusia untuk pendaftaran vaksin Gam-Covid-Vac' dan dipuji habis-habisan oleh Putin. Sang presiden mengatakan bahwa penelitian itu dijalankan hanya dalam waktu 42 hari.

Baca Juga: Erick Nego Harga ke China, Biar Semua Warga +62 Bisa Divaksin

Baca Juga: Usai Disuntik Vaksin Rusia, Anak Putin Meninggal Dunia?

"Saya tahu bahwa ini bekerja cukup efektif, membentuk kekebalan yang kuat, dan saya ulangi, ia telah melewati semua pemeriksaan yang diperlukan," klaim Putin, dikutip dari Daily Star.

Rusia 'menciptakan vaksin virus corona pertama' dan Putin memberikannya kepada putrinya. Daftar panjang efek samping juga dicatat dari vaksin yang menurut Putin telah dicoba oleh salah satu putrinya.

"Tidak mungkin untuk lebih akurat menentukan kejadian efek samping karena terbatasnya sampel peserta penelitian," kata Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology, pembuat vaksin.

Di 38 orang, 144 efek samping dicatat dan telah dilaporkan. Kebanyakan lolos tanpa efek samping. Namun pada hari ke-42 penelitian, 31 efek samping tengah berlangsung. Di antara efek sampingnya adalah pembengkakan, nyeri, hipertermia atau suhu tubuh tinggi, dan gatal di tempat suntikan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: