Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Apple, Penguasa Silicon Valley

Kisah Perusahaan Raksasa: Apple, Penguasa Silicon Valley Kredit Foto: Reuters/Mike Blake
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada era ini, teknologi merupakan hal penting dalam hidup seorang manusia. Pernyataan itu sangat mungkin dibantah sebagian orang, tapi tetap tak dipungkiri dapat diamini sebagian lainnya.

Pada gilirannya, aktivitas umat manusia semakin lama kian bergantung dengan teknologi. Salah satu alasan terkuatnya ialah sangat sederhana, yakni untuk memudahkan pekerjaan tiap-tiap orang. Selaras dengan itu, muncullah berbagai pabrik, industri dan perusahaan pengembang teknologi. Ada yang kita kenal dan ada yang sama sekali asing.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: ExxonMobil Perusahaan Minyak Supermasif

54b9458469bedd3745d23c95?width=700&format=jpeg&auto=webp

Sebuah perusahaan teknologi raksasa dengan logo khasnya bergambar apel tergigit separuh sangat familiar bagi kita. Benar, ia adalah Apple Inc. --selanjutnya Apple--, perusahaan teknologi yang berkantor pusat di Cupertino, California, Amerika Serikat.

Apple dikenal sebagai perusahaan teknologi raksasa, produsen personal computer, perangkat lunak komputer, dan sejumlah perangkat pintar lain seperti ponsel pintar. Ketenaran perusahaan ini mencuat ketika pengguna grafis antarmuka (graphical user interface) yang dikembangkannya mendapat perhatian publik, bahkan nyatanya sukses.

Jika melihat saat ini, Apple merupakan salah satu perusahaan raksasa dunia, yang memiliki basis dasar bidang teknologi. Pada 2020, Apple menduduki posisi kedua belas dalam daftar perusahaan terkaya, dengan pendapatan total (revenues) lebih dari 260 miliar dolar AS, versi Fortune dalam Global 500-nya. 

Perubahan itu terjadi karena pendapatan Apple merosot sekitar 2 persen pada 2019. Raksasa ini hanya memperoleh laba senilai 55 milar dolar AS pada tahun yang sama. Sementara, ada 3 cerita di balik kelesuan ini, pertama penjualan produk andalannya, iPhone, yang memiliki 55 persen dari total penjualan perusahaan turun 14 persen. Kedua, layanan streaming berlangganan (18 persen) hanya tumbuh 16 persen. Ketiga, perangkat tambahan untuk ponsel seperti AirPods dan jam tangan, dan aksesori non-telepon lainnya (iPod, HomePods, dan Beats) ternyata melonjak 41 persen, tetapi itu semua hanya menyumbang 9 persen dari total penjualan perusahaan.

Dalam tulisan kali ini, Senin (24/8/2020), Warta Ekonomi akan menceritakan kisah Apple. Dikutip dan diolah dari berbagai sumber relevan, kami mulai dengan hari-hari awal Apple, sampai pada revolusi dalam industri menjadi raksasa perusahaan teknologi yang dikenal hari ini. 

Sebelum menjadi salah satu perusahaan terkaya di dunia, Apple adalah perusahaan rintisan kecil di Los Altos, California. Dua pendirinya, Steven P. Jobs dan Stephen G. Wozniak, keduanya putus kuliah, ingin mengembangkan komputer pribadi pertama di dunia yang ramah pengguna.

Jobs dan Wozniak diperkenalkan pada 1971 oleh seorang teman, Bill Fernandez, yang kemudian menjadi salah satu karyawan awal Apple. Kedua Steves bisa akur berkat kecintaan mereka yang sama pada teknologi dan lelucon.

Kedua sahabat itu juga menggunakan pengetahuan teknologi mereka untuk membuat 'kotak biru' yang memungkinkan untuk melakukan panggilan telepon jarak jauh secara gratis. Jobs dan Wozniak bekerja sama dalam game arcade Atari Breakout saat Jobs bekerja di Atari dan Wozniak bekerja di Hewlett-Packard (HP).

Steven-Jobs-Apple-I-Stephen-Wozniak-circuit-1976.jpg

Mimpi besar Wozniak terinspirasi dari sebuah komputer mikro pertama yang cukup sukses pada masanya, Altair 8800, yang ia saksikan pada Homebrew Computer Club, sebuah kelompok pecinta komputer di California pada 1975. Itu adalah sebuah komputer yang diisi chip mikroporsesor yang belum lama ditemukan.

Dengan cepat, Wozniak, yang bekerja sebagai insinyur magang di HP, bersama mantan teman sekolahnya, Jobs, memulai produksinya ke garasi keluarga Jobs. Dari garasi itu, pada 1976, Apple didirikan oleh tiga orang, yaitu Steve Jobs, Steve Wozniak dan Ronald Wayne dengan tujuan untuk menjual personal computer buatan tangan Wozniak bernama Apple 1.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: