Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peluang Terbuka Lebar, Bos BULL Optimis Kinerja Kinclong

Peluang Terbuka Lebar, Bos BULL Optimis Kinerja Kinclong Kredit Foto: Bull.co.id
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berbagai peluang akibat dari tutupnya sebagian besar galangan kapal dikarenakan pandemi di Semester I 2020 hingga meningkatnya permintaan minyak dunia untuk persiapan musim dingin tahun ini menjadi peluang baru untuk peningkatan kinerja PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) di Semester Kedua 2020.

Dengan tambahan armada 8 kapal tanker sepanjang Semester Pertama 2020 yang dikhususkan untuk melayani pasar kapal tanker internasional dimana akan berkontribusi penuh pada Semester Kedua 2020, menjadikan proyeksi EBITDA BULL di akhir tahun 2020 meningkat lebih dari 2,5 kali dan laba bersih dari hasil operasi meningkat lebih dari 3,5 kali dibandingkan dengan tahun 2019.

“Saat ini penggunaan kapal tanker untuk tempat penyimpanan minyak terapung telah berkurang akibat dari pelonggaran lockdown yang menyebabkan kembali bergeraknya perekonomian di dunia. Proses “destocking” kapal tanker sudah berjalan dan akan menuju normal dalam 1 – 2 bulan ke depan,” kata Direktur Utama BULL Wong Kevin pada Public Expose LIVE 2020 Selasa (25/8/2020).

Baca Juga: Wow! Perusahaan Perkapalan Ini Yakin Untung Naik 3 Kali Lipat

Lebih lanjut Kevin menjelaskan, Permintaan sumber daya energi khususnya minyak bumi kembali meningkat dan penggunaan kapal tanker pun kembali menjadi alat transportasi logistik. Negara produsen minyak juga mulai meningkatkan produksi minyak secara bertahap, seiring dengan menguatnya harga minyak dunia yang sekarang sudah diatas USD 40/barel.

Dampak pandemi yang terjadi telah menghambat berbagai kegiatan usaha, dalam industri pelayaran salah satunya adalah perawatan kapal tanker secara berkala atau docking. Biasanya setiap bulan sekitar 3 – 3,5% armada kapal tanker dunia akan melakukan pemeliharaan berkala/docking (yang dilakukan setiap 30 bulan sekali). Namun, selama Semester Pertama 2020 hampir seluruh galangan besar perbaikan kapal ditutup sehingga kapal tetap beroperasi dan secara artifisial meningkatkan jumlah kapal yang beroperasi sebesar sekitar 7 – 10% dari total armada kapal dunia.

Pelonggaran lockdown dan dibukanya kembali galangan perbaikan kapal membuat sekitar 5% dari armada dunia melakukan kegiatan docking yang sebelumnya tertunda. Jumlah kapal yang melakukan docking pada bulan Juni lalu meningkat sebesar 84% dibandingkan bulan Mei dan diperkirakan akan terus meningkat untuk beberapa bulan ke depan. Fenomena ini memberikan sinyal positif untuk peningkatan tarif sewa kapal selama Semester Kedua 2020 bahkan sampai Semester Pertama 2021.

Disamping itu pembongkaran kapal-kapal tua (scrap) yang sebelumnya tertunda juga telah dimulai kembali sehingga mengurangi kapasitas armada kapal tanker minyak global. Analis memperkirakan 3,1 juta DWT kapasitas kapal tanker akan dibesituakan di Semester Kedua 2020 sehingga akan mengurangi pasokan kapal secara permanen mulai akhir tahun 2020, hal ini menjadi katalis kedua kenaikan tarif sewa kapal tanker di Semester Kedua 2020.

Disisi lain, disaat banyak kapal yang melakukan docking dan scrapping, permintaan minyak terus bertambah seiring mulai dibukanya kembali kegiatan bisnis di seluruh dunia. Pengalaman ini tercermin dari permintaan minyak Cina sendiri pada Kuartal Kedua 2020 adalah sebesar 13 juta barel per hari atau lebih tinggi daripada tahun 2019, peningkatan ini menyebabkan kepadatan pelabuhan bongkar muat di Cina yang membutuhkan waktu lebih dari 30 hari. Bahkan kondisi ini diperkirakan akan terjadi hingga 2 – 3 bulan ke depan, sehingga menjadi faktor yang menyebabkan kapasitas armada kapal tanker minyak dunia menurun.

Produksi minyak bumi akan meningkat sebesar 4,4 – 5,1 juta barel per hari selama periode ini, yang mana negara OPEC+ meningkatkan produksi sebesar 2 – 2,7 juta barel per hari dan produsen lainnya sebesar 1,5 – 2,4 juta barel per hari. Melansir hasil penelitian dari CMarkits, bahkan dengan peningkatan gabungan produksi tersebut, pasar minyak tetap masih akan kekurangan pasokan sekitar 4,16 juta barel per hari di Kuartal Ketiga 2020 and 5,76 juta barel per hari di Kuartal Keempat 2020 akibat meningkatnya permintaan minyak saat musim dingin. Secara historis, peningkatan tarif sewa kapal tanker minyak selalu terjadi pada Kuartal Keempat dan Kuartal Pertama setiap tahun.

Baca Juga: Potensi Ekonomi Kelautan Indonesia Bisa Tembus Rp20 Triliun

Sementara untuk prospek BULL di trahun 2021 Kevin menambahkan, Pandemi Covid-19 diperkirakan akan mulai mereda pada awal 2021, terbukti dengan gencarnya pembuatan dan uji coba vaksin Covid-19. Seiring dengan itu, diyakini dinamika permintaan dan pasokan kapal tanker akan menjadi lebih positif lagi.

Hal ini dikarenakan pasokan kapal tanker minyak yang terbatas dimana jumlah pembuatan kapal tanker baru berada pada tingkat terendah dalam lebih dari 20 tahun terakhir dan ditambah lagi dengan adanya 3 (tiga) peraturan baru dari International Maritime Organization (IMO) yang wajib di- implementasikan antara tahun 2020 sampai 2023 yang diyakini dapat mengurangi pasokan kapal tanker dunia.

Armada Perseroan yang berada di perairan domestik dan internasional dapat mengambil peluang dari 3x jauhnya jarak antara Amerika Serikat ke Negara Timur dibandingkan ke Timur Tengah.

“Dengan banyaknya peluang yang menjanjikan, baik sebelum dan kedepannya, BULL mulai bergerak keluar untuk melakukan diversifikasi dari pasar domestik dan menggerakkan sekitar 40% armadanya ke pasar internasional, namun dengan tetap mempertahankan strateginya pada sebagian besar atau minimal 80 – 90% pendapatan usahanya dari kontrak sewa sehingga dalam keadaan apapun keberlangsungan usaha Perseroan tetap terjamin dan stabil,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: