Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Iran, Dimusuhi Negara Arab Berjasa untuk Intifada Palestina?

Iran, Dimusuhi Negara Arab Berjasa untuk Intifada Palestina? Kredit Foto: IStock
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ada tanda-tanda awal bahwa gerakan Intifada akan meletus di Palestina. Omar Ahmed, menyampaikan analisanya dengan menulis artikel yang dimuat di laman Middle East Monitor.

Menurut dia, awal tahun ini, juru bicara Brigade Al-Quds yang bermarkas di Gaza, sayap bersenjata dari faksi perlawanan Jihad Islam Palestina (PIJ), meminta warga Palestina untuk mengangkat senjata dan menyerang pos pemeriksaan militer dan permukiman ilegal di Tepi Barat.

Hal itu merupakan tanggapan terhadap "Kesepakatan Abad Ini" yang diusulkan oleh pemerintahan Trump. Kesepakatan ini ditolak secara mengejutkan oleh rakyat dan kepemimpinan Palestina. 

Dengan mengabaikan suara-suara orang Palestina, maka akan memicu Intifada berikutnya. Mengingat pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 2017, yang kemudian mendorong Iran untuk mengonfirmasi bahwa langkah Trump itu berisiko memicu "Intifada baru". 

Sebuah think-tank Iran, Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri, awal pekan ini berpendapat bahwa karena Otoritas Palestina (PA) dan oposisi secara bulat melawan rencana perdamaian Trump, maka diperkirakan bahwa wilayah Pendudukan akan menjadi saksi di masa depan. 

"Sebuah Intifada baru melawan rezim Zionis," katanya. Namun, Intifada ketiga akan melibatkan lebih banyak dukungan dari Iran ketimbang sebelumnya karena beberapa alasan.  

Intifada pertama pada 1987 dimulai selama dekade pertama revolusi Islam. Iran terutama difokuskan pada ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh invasi Barat dan Irak yang didukung Teluk, yang mengarah ke perang delapan tahun yang menghancurkan.

Terlepas dari itu, Iran's Islamic Revolutionary Guards Corp (IRGC) masih berhasil menawarkan dukungan dan pelatihan kepada gerakan Hizbullah yang baru lahir di Lebanon, yang mewakili komunitas Syiah yang terpinggirkan di negara itu. Dan tentu saja merupakan fokus utama Iran pada saat itu, dalam konteks konflik Arab-Israel yang lebih luas. 

Namun, solidaritas Iran terhadap perjuangan Palestina diabadikan tak lama setelah berdirinya Republik Islam pada 1979, dengan inisiatif Ayatollah Khomeini pada Hari Quds Internasional, yang jatuh pada hari Jumat terakhir bulan Ramadan. 

Mantan sekretaris jenderal PIJ, Ramadan Shalah, telah menyatakan, "Hubungan kami dengan Iran sudah ada sejak hari-hari pertama gerakan kami, tepat setelah revolusi Islam mengambil alih di Iran." 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: