Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tolak Mentah-mentah Tawaran Israel, Sudan: Demi Perdamaian

Tolak Mentah-mentah Tawaran Israel, Sudan: Demi Perdamaian Kredit Foto: Reuters/Umit Bektas
Warta Ekonomi, Khartoum -

Sudan menolak untuk menormalisasi hubungannya dengan Israel. Pernyataan ini menghancurkan harapan untuk terobosan cepat selama kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo.

Perdana Menteri Abdalla Hamdok mengatakan kepada Pompeo bahwa pemerintah transisi Sudan --yang menggantikan presiden yang digulingkan Omar al-Bashir tahun lalu dan akan berkuasa hingga pemilu 2022-- tidak memiliki "mandat" untuk mengambil langkah yang begitu berat.

Baca Juga: Melihat Cara Zionis Tipu Dunia Internasional saat Dirikan Israel

"Perdana Menteri mengklarifikasi bahwa masa transisi di Sudan dipimpin oleh aliansi yang luas dengan agenda khusus - untuk menyelesaikan transisi, mencapai perdamaian dan stabilitas di negara itu dan mengadakan pemilihan yang bebas," kata juru bicara pemerintah Faisal Saleh seperti dikutip dari Asharq Al-Awsat, Rabu (26/8/2020).

Hamdok telah mengatakan kepada Pompeo bahwa pemerintahan sementara tidak memiliki mandat di luar tugas-tugas ini atau untuk memutuskan normalisasi dengan Israel.

Hamdok juga mendesak AS untuk tidak menghubungkan topik pencabutan Sudan dari daftar negara sponsor terorisme dengan subjek normalisasi dengan Israel.

Hamdok menulis di Twitter bahwa dia dan Pompeo melakukan percakapan langsung & transparan mengenai penghapusan Sudan dari daftar teror dan menerima dukungan pemerintah AS.

"Saya terus menantikan langkah nyata yang positif dalam mendukung kejayaan revolusi Sudan," tulis Hamdok.

Pengumuman itu merupakan kemunduran serangan pesona oleh AS dan Israel untuk menjalin lebih banyak hubungan antara negara Yahudi dan dunia Arab menyusul perjanjian 13 Agustus yang ditengahi AS antara Israel dan Uni Emirat Arab.

Israel secara teknis tetap berperang dengan Sudan, yang tetap masuk dalam daftar hitam pendukung terorisme Departemen Luar Negeri AS.

Koalisi yang memimpin gerakan protes Sudan, Pasukan Kebebasan dan Perubahan, sebelumnya juga telah berargumen bahwa pemerintah tidak memiliki mandat untuk menormalkan hubungan dengan Israel, mencatat hak warga Palestina atas tanah mereka dan atas kehidupan yang bebas dan bermartabat.

Ketika Pompeo tiba beberapa jam sebelumnya, dia men-tweet fakta bahwa dia telah terbang ke Khartoum dengan "penerbangan non-stop resmi pertama" yang bersejarah dari Tel Aviv.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: